Oleh karenanya bagi saya seorang pesepeda yang bersedia membunyikan bel kepada sesamanya di jalan bisa diyakini akan mampu berlaku sopan kepada orang lain pula, khususnya saat berkendara. Ia tak akan mudah arogan.Â
Takkan pula mudah menyombongkan merek sepedanya. Dari kerendahan hati membunyikan bel sepeda, seseorang bisa kita anggap memiliki kesadaran untuk mengakui dan menghargai hak sesama pengguna jalan.
Tentu saja panjangnya jalan dan jauhnya jarak sering menghadirkan ujian dan godaan. Pesepeda yang sebenarnya sopan bisa tiba-tiba teledor, tergoda untuk memamerkan kelebihan yang ada, ingin diistimewakan, dan sebagainya.
Saat itu terjadi cobalah pelankan laju sepeda, bunyikan belnya, dan dengarkan suaranya. Dan jika kebetulan ada pesepeda lain yang melintas seiring atau berpapasan, sapalah mereka dengan membunyikan bel. Balas pula jika mereka lebih dulu membunyikan belnya.
Semoga bunyi "kriiing" yang nyaring bisa segera mengembalikan kesadaran kita dan mengingatkan kita untuk kembali menempuh jalan sebagai pesepeda yang punya adab dan etika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H