Secara khusus, aksi pamer prestasi Jakarta oleh Anies Baswedan ditujukan kepada sesama kepala daerah yang hadir mengikuti peringatan Hari Pers Nasiona secara daring. Anies seakan ingin mengatakan bahwa dialah gubernur di Indonesia yang punya banyak pengakuan internasional. Dengan demikian dia pula yang paling menjanjikan untuk 2024.
Menohok Presiden
Yang tak kalah penting dari maksud Anies pamer Jakarta di Istana Presiden ialah ia sengaja ingin menggiring publik untuk membandingkan antara dirinya dengan Jokowi yang juga pernah menjadi gubernur DKI.
Anies sedang melontarkan pesan ke arah presiden bahwa "bukan Bapak Presiden yang berhasil membebaskan Jakarta dari kutukan kota termacet, tapi sayalah, Anies Baswedan".
Tentu saja Anies berharap Presiden Jokowi tertohok dengan pesan tersebut. Sebab kemacetan merupakan masalah nomor dua terbesar di Jakarta setelah banjir.
Gubernur silih berganti dan tahun-tahun berlalu dengan kegagalan mengatasi kemacetan Jakarta. Lalu pandemi Covid-19 datang dan membawa "berkah" penurunan drasitis kemacetan ibukota. Itu jadi semacam jackpot bagi Anies.
Kemudian ada momentum di Istana, di hadapan presiden, disaksikan banyak pejabat dan duta besar, diliput semua media nasional. Sengaja Anies pamerkan Jakarta yang tak lagi jadi kota termacet agar semua media memberitakannya dan masyarakat menilainya.
Sekali lagi, dengan cerdik Anies mempublikasikan dirinya. Ia curi panggung Istana Jokowi sebagai podium kampanye gratis untuk memoles citra dan popularitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H