Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bikin Dunia Kagum, Indonesia Tidak Takut Corona tapi Lebih Takut Massa Ulama

15 November 2020   12:16 Diperbarui: 15 November 2020   12:27 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia sedang bersiap belajar dari Indonesia. Dan WHO sebentar lagi akan kembali mengundang pejabat dari Indonesia sebagai narasumber untuk berbagi resep cara menghadapi serangan pandemi Covid-19 yang ternyata sangat bandel.

Bukankah ini membanggakan? Sebab  dunia dan WHO tampaknya akan segera memahami kekuatan besar yang dimiliki oleh Indonesia. Kekuatan itu bernama PSBB alias Protokol Suka-suka Buat haBib.

Dari Indonesia, dunia bisa memetik banyak pelajaran tentang pandemi. Bahwa Corona tak perlu ditakuti. Corona hanya penyakit biasa. Virusnya bahkan akan mati hanya dengan makan nasi kucing sampai kenyang dan minum kayu putih sampai kembung.

Corona tidak lebih dari penyakit yang bisa dikalahkan dengan doa-doa. Jadi tak perlu takut Corona.

Justru Corona yang takut dengan Indonesia. Sebab orang-orang di negeri ini sangat relijius. Orang-orang di sini suka sekali bersujud dan berdoa. Tidak hanya di rumah dan tempat ibadah, tapi juga di jalanan.

Oleh karena itu, takutlah pada ulama dan para pengikutnya. Sebab bersama mereka doa-doa akan selalu menggema. Dinding virus pun akan hancur berantakan.

Buktinya ulama dan para pengikutnya tak perlu karantina. Tak wajib pakai masker. Dan bebas berkerumun. Corona tak bisa berbuat banyak di sini. Kuncinya ialah PSBB tadi.

Dunia dan WHO tidak pernah tahu hal ini sebelumnya. Sebab mereka hanya sibuk di laboratorium aseptis mencoba meracik formula obat dan vaksin terbaik.

Memang obat dan vaksin dibutuhkan. Itu bagian dari senjata melawan Corona. Tapi senjata apapun tak akan mempan kalau tak disertai sentuhan dan ujaran-ujaran agama.

Lagipula vaksin itu buatan asing. Siapa bisa menjamin kehalalannya? Siapa tahu di dalamnya telah dicampur chip yang merusak otak. Lagipula obat-obatan itu penuh campuran zat kimia. Bisa merusak ginjal dan hati. Membuat otak mengecil sehingga anak jadi bodoh.

Corona itu virusnya kecil. Mudah meleleh oleh panas matahari. Semakin cepat meleleh kalau mataharinya ada di negera yang memuliakan ulama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun