Batalnya Menkes Terawin hadir membuat sejumlah pertanyaan yang muncul dalam dialog KOMPAS Talks akhirnya kurang mendapatkan jawaban yang rinci. Bahkan Ketua Satgas PEN Covid-19 beberapa kali menyinggung perlunya pihak Kementerian Kesehatan hadir dalam acara. Sebab beberapa pertanyaan dan tanggapan lebih tepat jika direspon oleh Kementerian Kesehatan dibanding Satgas PEN.
Sementara itu pakar Virologi Saifuddin Hakim mengingatkan pemerintah terkait kesulitan mengkomunikasikan vaksinasi kepada masyarakat. Tantangannya bukan hanya waktu, tapi juga  persepsi dan respon yang terlanjur berkembang di masyarakat seputar vaksin Covid-19. Ditambah belum ada kepastian tentang vaksin Covid-19 yang benar-benar aman dan efektif.
Lebih jauh soal komunikasi dan sosialisasi, pemerintah diharapkan segera membuka data terkait uji klinis jika telah tersedia. Dengan demikian menurut Saifuddin, para akademisi dan pakar bisa membantu pemerintah dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat.
"Sekarang kalau ditanya oleh masyarakat, saya juga tidak bisa menjawab banyak karena belum mendapat (akses) datanya", tegas Saifuddin.
Ketidakhadiran Menkes Terawan semakin membuktikan lemahnya sistem komunikasi dan informasi pandemi yang dibangun oleh pemerintah. Jika tak ada perbaikan, keinginan Presiden Jokowi agar sosialisasi dan persiapan vaksinasi Covid-19 bisa dilakukan secara maksimal akan menemui hambatan terjal. Apalagi, jika para menteri terkait yang menjadi leading sector program vaksinasi tak cakap memanfaatkan saluran komunikasi yang tersedia.
Semakin sulit jika sang komunikator justru lebih sering menepi dan "hilang".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H