Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menkes Terawan "Hilang" Lagi, Batal Hadir di KOMPAS Talks bersama KAGAMA

25 Oktober 2020   08:30 Diperbarui: 25 Oktober 2020   08:37 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (foto: Antara/Wahyu Putro).

Batalnya Menkes Terawin hadir membuat sejumlah pertanyaan yang muncul dalam dialog KOMPAS Talks akhirnya kurang mendapatkan jawaban yang rinci. Bahkan Ketua Satgas PEN Covid-19 beberapa kali menyinggung perlunya pihak Kementerian Kesehatan hadir dalam acara. Sebab beberapa pertanyaan dan tanggapan lebih tepat jika direspon oleh Kementerian Kesehatan dibanding Satgas PEN.

Sementara itu pakar Virologi Saifuddin Hakim mengingatkan pemerintah terkait kesulitan mengkomunikasikan vaksinasi kepada masyarakat. Tantangannya bukan hanya waktu, tapi juga  persepsi dan respon yang terlanjur berkembang di masyarakat seputar vaksin Covid-19. Ditambah belum ada kepastian tentang vaksin Covid-19 yang benar-benar aman dan efektif.

Lebih jauh soal komunikasi dan sosialisasi, pemerintah diharapkan segera membuka data terkait uji klinis jika telah tersedia. Dengan demikian menurut Saifuddin, para akademisi dan pakar bisa membantu pemerintah dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat.

"Sekarang kalau ditanya oleh masyarakat, saya juga tidak bisa menjawab banyak karena belum mendapat (akses) datanya", tegas Saifuddin.

Ketidakhadiran Menkes Terawan semakin membuktikan lemahnya sistem komunikasi dan informasi pandemi yang dibangun oleh pemerintah. Jika tak ada perbaikan, keinginan Presiden Jokowi agar sosialisasi dan persiapan vaksinasi Covid-19 bisa dilakukan secara maksimal akan menemui hambatan terjal. Apalagi, jika para menteri terkait yang menjadi leading sector program vaksinasi tak cakap memanfaatkan saluran komunikasi yang tersedia.

Semakin sulit jika sang komunikator justru lebih sering menepi dan "hilang".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun