Kaget dan khawatir. Itulah yang saya rasakan saat menerima sms dari bank tempat saya menabung pada 18 Agustus 2020 lalu. Sms yang datang pukul 16.00 tersebut berisi pemberitahuan dan perintah untuk mengganti PIN kartu debit/ATM melalui mesin ATM atau mobile banking.
Sore itu juga saya segera melakukan penggantian PIN. Namun, prosesnya gagal meski saya sudah memasukkan data-data secara benar. Satpam yang berjaga di ATM menyarankan saya untuk datang kembali ke bank keesokan hari agar bisa dibantu langsung oleh layanan pelanggan.
Singkat cerita esok harinya saya antre di bank dan setelah menunggu sekitar 1 jam untuk dilayani, petugas layanan pelanggan berhasil membantu saya melakukan penggantian PIN. Petugas juga memastikan bahwa tabungan saya aman. Sedangkan sms yang saya terima merupakan layanan bank untuk melindungi nasabahnya. Salah satu caranya dengan mengingatkan nasabah agar rutin mengganti PIN.
Saya pun meninggalkan bank dengan perasaan lega sebab tidak terjadi apa-apa dengan tabungan saya. Lega karena saat membaca sms itu pertama kali saya mengira tabungan saya telah dibobol. Apalagi, belum pernah sebelumnya saya mendapat sms dari bank untuk mengganti PIN kartu debit.
Ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti. Malah saya semakin tenang karena bank tempat saya menabung sangat peduli dengan nasabahnya.
Landasan Keuangan
Peristiwa tersebut menambah keyakinan saya bahwa bank sangat mampu menjaga keamanan tabungan saya. Perihal keamanan tidak bisa ditawar sebab bagi saya tabungan adalah landasan stabilitas keuangan pribadi yang penting.
Landasan itu perlu dijaga karena saya masih punya berbagai kebutuhan sekaligus cita-cita untuk masa depan. Di atas landasan itulah saya membangun harapan-harapan, termasuk harapan menikmati kebahagiaan dan kesejahteraan.
Sekarang mungkin saya masih mampu memenuhi kebutuhan dengan lancar. Namun, hal-hal tak terduga seperti musibah, sakit, dan cobaan lainnya bisa sewaktu-waktu menghampiri. Ketidakpastian seperti itu bisa menimbulkan kesulitan pada hari ini sekaligus mengancam rencana-rencana yang telah dicanangkan untuk masa depan.
Ancaman tersebut bisa diredam dengan tabungan. Paling tidak inilah yang saya rasakan sekarang di tengah pandemi Covid-19 dan ancaman resesi ekonomi.
Seperti kita ketahui pandemi sempat membuat harga-harga kebutuhan melonjak. Pikiran saya juga sempat kalut karena diharuskan mengorbankan sejumlah kepentingan demi tepenuhinya kebutuhan lain yang tiba-tiba lebih mendesak. Misalnya kuota internet dan kebutuhan penunjang kesehatan.
Pendek kata jumlah kebutuhan saat pandemi meningkat. Pada saat bersamaan konsumsi harian, kebutuhan pokok, dan kewajiban-kewajiban lain tetap harus dipenuhi. Jika tidak memiliki landasan keuangan pasti saya sudah kerepotan.