Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berbagi Beban dengan Lima Langkah Pasti Melawan Ketidakpastian karena Pandemi

30 Juni 2020   16:11 Diperbarui: 30 Juni 2020   16:09 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat menyerbu tempat perbelanjaan pada awal pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia (dok. pri).


Muncul rasa cemas bahwa keselamatan dan kesehatan saya beserta orang-orang tercinta akan terancam oleh Korona. Khawatir pundi-pundi penghasilan berkurang. Sempat merasa takut bahwa dompet akan terkuras untuk memenuhi kebutuhan tambahan yang semakin melambung.
Kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan semacam itu tidak bisa dipungkiri. Namun, tidak boleh dibiarkan karena bisa memicu kita mengambil keputusan keliru seperti pembelanjaan panik dan menimbun kebutuhan.


Pikiran yang positif akan menumbuhkan optimisme dan masyarakat yang optimis bisa bergerak mencari solusi guna mencegah situasi semakin buruk. Oleh karena itu, di tengah pandemi yang hebat sebisa mungkin saya tetap mengembangkan pikiran positif. Pandemi pasti akan bisa dilalui. Lagipula tidak ada satu negara pun yang ingin hancur oleh krisis sehingga pemerintah telah menjadikan penanganan Korona sebagai prioritas tertinggi saat ini.

Kedua, penting untuk melindungi diri dan lingkungan dari wabah informasi bohong. Dua bulan pertama semenjak Korona mewabah saya lumayan pontang-panting meluruskan hoax yang mengalir di grup whatsapp keluarga. Mulai dari hoax yang ringan sampai yang berpotensi merusak. Mulai dari disinformasi seputar virus Korona itu sendiri sampai berita bohong tentang kebijakan pemerintah.

Hampir setiap hari saya cerewet di grup whatsapp keluarga. Berulang kali saya meminta anggota keluarga yang lain untuk menghapus informasi keliru yang disebarkan. Kadang saya memberi peringatan serius agar mereka tidak mudah mempercayai dan menyebarkan berita bohong.

Bagi saya dalam situasi pandemi, hoax tidak boleh dianggap remeh karena informasi bohong bisa merusak kepercayaan terhadap pemerintah dan otoritas lainnya yang sedang bekerja mengatasi krisis.

Bayangkan apabila distorsi informasi sampai menimbulkan panic buying yang luas, penarikan uang tabungan secara besar-besaran, merebaknya spekulan, kelangkaan barang, penjarahan dan melambungnya harga secara tidak terkendali.

Itu akan memperburuk sistem keuangan yang sedang tertekan. Penanganan dan pemulihannya bisa lebih sulit karena ekosistem keuangan sangat sensitif terhadap faktor kepercayaan. Hoax juga bisa membuat masyarakat kehilangan kepedulian sehingga merasa tidak perlu berbuat apapun.
Oleh karena itu, sekecil apapun upaya kita dalam melawan hoax pasti sangat berarti bagi terpeliharanya kepercayaan masyarakat pada pemerintah dan otoritas keuangan. Kepercayaan merupakan salah satu kekuatan untuk menangani krisis sekaligus pertahanan untuk mengantisipasi ketidakpastian.

Ketiga, gerakan kepedulian sangat berguna untuk mencegah dampak krisis agar tidak semakin dalam. Ada banyak cara dan bentuknya. Salah satu yang mudah ialah mendukung UMKM di lingkungan sekitar.

Belanja di warung makan terdekat yang menerima pembayaran nontunai (dok. pri).
Belanja di warung makan terdekat yang menerima pembayaran nontunai (dok. pri).
Kita tahu bahwa UMKM merupakan pilar ekonomi yang strategis, termasuk pada saat terjadinya krisis. Selain menyerap banyak tenaga kerja, UMKM juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Maka penting untuk menjaga keberlanjutan UMKM di tengah pandemi.

Kalaupun tidak terjun sebagai pelaku UMKM, kita bisa mendukung dengan berbelanja produk lokal. Jika kita masih lebih beruntung dari segi ekonomi, datangilah warung sebelah milik tetangga. Hal itu sangat berarti dalam memperkuat UMKM di tengah krisis sehingga pendapatan mereka tidak semakin limbung. Sekarang saatnya kita lebih peduli menjaga keberadaan UMKM di sekitar kita agar kegiatan perekonomian lokal tetap bergulir dan tidak semakin banyak orang yang kehilangan pendapatan.

Keempat, pakai nontunai sekarang juga. Sejak 2014 saya terbiasa bertransaksi secara nontunai, terutama dengan kartu debit dan uang elektronik. Dan pandemi ini membuat saya semakin mengerti ada banyak lapis kebaikan di baliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun