Selama ini kita begitu membanggakan semangat gotong royong warisan nenek moyang. Akan tetapi pandemi Covid-19 sepantasnya mengusik alam pikiran kita untuk mengevaluasi gotong royong secara lebih jujur.
Memang ada banyak gerakan sosial yang mengulurkan tangannya untuk membantu masyarakat terdampak. Aksi donasi untuk memperkuat kerja tenaga medis muncul di banyak tempat. Di sejumlah daerah tumbuh inisiatif untuk saling menolong tetangga dengan berbagi kebutuhan pokok.
Namun, pada saat bersamaan kita tak bisa menutup mata terhadap tindakan diskriminasi kepada petugas medis yang diusir dari rumah kos, penolakan jenazah korban Covid-19, pengucilan ODP, dan sebagainya.
Itu menandakan adanya jurang solidaritas yang menganga dalam kehidupan gotong royong kita. Ada ketimpangan gotong royong yang nyata di tengah-tengah kita. Maka tak mengherankan jika berbagai upaya untuk mengurangi penyebaran Covid-19 seperti menemui jalan buntu.
Banyak orang tak mau tahu dengan beratnya tanggung jawab tenaga medis. Sebagian dari kita masih bersikap egois dengan tidak mematuhi aturan jaga jarak. Orang-orang mengabaikan himbauan di rumah saja. Seakan-akan perang melawan pandemi Covid-19 hanya menjadi urusan petugas di rumah sakit, laboratorium, serta aparat di jalan.
Dalam kondisi demikian kita melihat pudarnya kesadaran gotong royong. Banyak masyarakat belum membaca pandemi sebagai urusan bersama. Realitas ini harus diakui telah melemahkan imunitas bangsa sehingga pertarungan pada babak pertama 3 bulan ini tak memberikan hasil sesuai harapan.
Ayo Bangkit dan Bersatu
Cukup sudah ketimpangan solidaritas ini menghambat perjuangan kita melawan Covid-19. Sekarang saatnya bersatu dengan solidaritas yang utuh. Ayo bangkit untuk saling menjaga dan melindungi dengan gotong royong yang sejati.
Pertama, dimulai dari pemerintah. Jangan ada lagi kementerian, lembaga dan pejabat yang saling menonjolkan ego demi mendapat perhatian lebih dari publik. Sudahi kebiasaan melempar wacana yang mengacaukan kepercayaan masyarakat. Presiden harus meningkatkan ketegasannya ke luar maupun ke dalam agar tercipta satu tujuan yang sama, yakni bangkit dari pandemi.
![Indonesia perang melawan pandemi Covid-19 (ilustrasi: shutterstock).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/20/5e71fcf60c7cb-5ec52b11097f3630135bb362.jpg?t=o&v=555)
Ketiga, kita sebagai bagian dari masyarakat maupun secara orang per orang harus mau dan mampu melindungi diri sendiri. Dimulai dari diri sendiri kita bisa menjaga orang terdekat dan lingkungan sekitar.
Kita bisa mendorong kebangkitan melawan pandemi dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak benar. Solidaritas dan kebersamaan dalam kerangka kebangkitan nasional juga perlu diwujudkan dengan mematuhi anjuran pemerintah serta mengurangi beban kerja para tenaga medis. Hanya dengan secara bersama-sama kita bisa bangkit dan memenangi perang melawan Covid-19 untuk menyelamatkan bangsa.