Sedangkan Yogyakarta yang belum menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberi kemudahan sekaligus dilema bagi masyarakat dalam menyiapkan kebutuhan Ramadan. Saya katakan memberi kemudahan karena setidaknya banyak toko, supermarket, dan penjual masih boleh beroperasi.
Namun, menjadi dilema karena masyarakat harus memenuhi sebagian besar kebutuhannya secara mandiri dengan cara keluar rumah dan tidak ada bantuan. Â Wabah Corona dan "local lockdown" di sekitar tempat tinggal kami juga telah membatasi banyak aktivitas, termasuk dalam hal keleluasaan berbelanja.
Di sisi lain sejak dulu saya bukan penikmat makanan di restoran-restoran cepat saji. Saya pun belum tahu bagaimana kondisi menjelang buka puasa yang tinggal menghitung hari ke depan. Apakah orang-orang akan tetap berburu takjil? Bagaimana saat sahur nanti? Apakah para penjual dan pemilik warung masih akan melayani?
Oleh karena itu, datangnya "bantuan" dari keluarga mendatangkan kenikmatan tersendiri. Saya bisa ngemil kering tempe yang dimasak khusus oleh ibu. Dari dulu kering tempe ini jadi favorit kami sekeluarga.Â
Ketika rindu menyantap pecel kesukaan, saya cukup merebus sayuran dan menyiramnya dengan bumbu pecel yang dikirim ibu. Saat hendak menggoreng tempa atau tahu, saya pun bisa menggunakan bumbu ulek serba guna racikan ibu. Bisa saja saya membuat bumbu itu  sendiri karena komposisinya mudah, tapi jejak tangan ibu jelas tak ada gantinya.
Memang makanan, jajanan, dan bumbu yang dikirimkan tersebut tidak akan bertahan sampai lebaran. Akan tetapi maknanya sangat berarti bagi saya. Meski tidak bisa berbuka puasa bersama dan tidak bisa berkumpul saat lebaran nanti, saya tetap bisa mencecap hangatnya suasana keluarga melalui ayam goreng, kering tempe, bumbu ulek dan sebagainya itu.Â
Saya percaya, segera nanti kita semua akan bisa berkumpul bersama dengan keluarga masing-masing di satu ruang tanpa terentang jarak lagi. Selamat berpuasa Ramadan, Kompasiana dan Kompasianer!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H