Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masihkah Sirup Terasa Manis pada Ramadan dan Lebaran Kali Ini?

16 April 2020   08:37 Diperbarui: 17 April 2020   13:30 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu senangnya saya pada sirup rasa orange, baik dicampur es maupun diseduh hangat, minuman itu hampir selalu tersedia di rumah. Tak hanya pada saat Ramadan atau lebaran, tapi pada hari-hari biasa.

Kalau saya sedang ada di rumah, sirup itu tak lagi ditaruh di kulkas. Ibu meletakkannya di atas meja makan atau dijejer bersama gelas dan termos di meja minuman. Katanya agar saya tak terlalu sering membuka kulkas karena itu membuat listrik semakin boros.

Sirup jadi saksi keriaan Ramadan dan kehangatan lebaran bersama keluarga (dok. pri).
Sirup jadi saksi keriaan Ramadan dan kehangatan lebaran bersama keluarga (dok. pri).
Sebotol sirup juga membawa janji kalau lebaran sebentar lagi dan mudik tinggal menghitung hari. Sering pada hari lebaran tenggorokan saya serak dan perut mules akibat terlalu banyak sirup yang digelontorkan ke dalam perut. Beberapa kali saya terpaksa undur diri lebih cepat dari acara silaturahmi gara-gara suara dan perut yang bermasalah. Orang-orang di rumah sudah hafal "penyakit" saya ini.

Ah, intinya banyak sekali yang mengalir dari sebotol sirup. Setiap Ramadan dan lebaran, sirup orange membangkitkan romansa masa kecil, keluarga, dan kampung halaman. Dekat lebaran manisnya sirup bertambah dua kali lipat. Lalu saat lebaran tiba puncak manis dan segarnya sirup rasa orange saya rasakan di tengah kehangatan keluarga. Sambil ditemani sepiring opor, semangkuk bakso, dan tentu saja diselingi kacang.

Entahlah tahun ini. Saya yang terpaksa tidak akan mudik masih yakin kalau sirup rasa orange tetap yang terbaik di antara sirup-sirup lainnya. Namun, sepertinya manis dan segarnya tak lagi sama.

Seorang pegawai supermarket lewat sambil mendorong tumpukan keranjang berisik sayuran yang hendak ditata di etalase bahan segar. Ia berhenti di samping saya. Langkahnya tertahan sejenak karena saya berdiri agak menghalangi jalannya. "Permisi, kak", kata-katanya membangunkan saya. Satu botol sirup rasa orange buru-buru saya raih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun