Manakala ia bernyanyi, senandungnya melebur bersama tanpa memilih dan membeda.
Kamis, 9 April 2020, suara Glenn Fredly menghiasi siaran berbagai radio sejak pagi. RRI Pro 3 Jakarta, saluran yang rutin saya dengarkan setiap hari bahkan sudah memutar lagu-lagu Glenn sejak pukul 05.30 disertai penyajian jejak karir musikalnya. Itu mengantar kepergian sang "Bung" ke keabadian di sisi Tuhan.
Kondisi kesehatan Glenn rupanya menurun sejak seminggu terakhir akibat meningitis hingga akhirnya Rabu pukul 18.00 mengembuskan nafas terakhir pada usia 44 tahun. Muram duka seketika. Bukan dirasakan oleh keluarga, sahabat dan sesama musisi, tapi juga masyarakat Indonesia. Saya termasuk yang terlalu terkejut ketika mendapati instagram kompas.com menanyangkan foto Glenn pada Rabu sore disertai kabar bahwa sang musisi telah meninggal dunia.
Gerimis mengiringi pemakamannya. Orang-orang rela berdatangan meski telah diimbau agar tidak mengantarkan Glenn untuk terakhir kalinya mengingat darurat kesehatan pandemi Covid-19 sedang diberlakukan. Namun, mereka tetap datang untuk saling menguatkan dan berbagi ketabahan dalam duka. Begitulah Glenn Fredly telah menjadi milik banyak orang.
Sejati dan Istimewa
Musikalitas, kharisma, komunikasi panggung, dan keluwesannya selalu menimbulkan histeria dan getaran orang-orang yang menyertainya di depan panggung. Tentu saja itu termasuk merdu suaranya yang tak henti melantunkan lagu-lagu terbaik.
Glenn merupakan jaminan bagi lagu-lagu yang mengagumkan. Ia adalah bahasa lain dari cinta. Kasih Putih, Selamat Pagi Dunia, Januari, Sekali Ini Saja, dan Terserah menjadi favorit saya.
Saya memang belum pernah menonton konser tunggal Glenn. Namun, beruntung karena Glenn sering berkolaborasi dengan Yovie Widianto dan KAHITNA. Glenn juga menyapa di berbagai panggung konser dan festival musik di mana saya bisa datang. Dari situlah saya menikmati dan merasakan betapa Glenn telah jadi kesayangan masyarakat Indonesia.
Sebagai pribadi, Glenn bersahaja. Namun, sebagai musisi ia sangat tidak biasa. Ia sejati dan istimewa. Semua orang takkan menolak untuk menyebut Glenn Fredly sebagai suara indah Indonesia.
Untuk Semua
Tidak sulit mengatakan betapa Glenn menjadikan semua darinya untuk musik dan musiknya untuk semua. Glenn melangkah jauh melewati batas-batas panggung. Hal yang jarang dilakukan kebanyakan musisi.
Glenn bersemangat mana kala bicara toleransi. Hasratnya menggebu pada kesetaraan dan keadilan, khususnya jika menyangkut kehidupan di Indonesia Timur. Glenn juga menyokong gerakan antikorupsi.
Tak heran jika ada yang mengatakan agama Gleen ialah agama kemanusian. Sebuah ungkapan yang menggambarkan bahwa Glenn membawa musiknya dan musik itu membawa dirinya menjangkau relung kemanusiaan.
Oleh karenanya amat mengagumkan menyimak Glenn bershalawat. Dalam video yang diunggah akun instagram Nahdlatul Ulama (@nahdlatululama) pada Kamis, 9 April 2020 itu terlihat Glenn melantunkan shalawat badar.
Sholaatullaah salaamullaah/Alaa Thooha Rosuulillaah/
Sholaatullaah salaamullaah/Alaa Yaasin habiibillaah/
Tidak hanya merdu, Glenn juga tampak menghayati lantunannya. Denting piano ikut mengiringi. Glenn sendiri yang memainkannya sembari bershalawat.
Momen tersebut semakin terasa mendalam karena ditutup dengan kata-kata Glenn yang mengucapkan: "beta mengucapkan selamat memasuki bulan suci Ramadan".
Entah kapan video itu direkam. Namun, video berdurasi sekitar 30 detik tersebut menjadi salah satu bukti betapa kuatnya cinta yang terus ditebar oleh Glenn kepada semua orang tanpa memandang latar belakangnya. Ketika ia mainkan piano, dentingnya mampu menembus sekat perbedaan. Manakala ia bernyanyi, senandungnya melebur bersama tanpa memilih dan membeda.
Glenn telah dipanggil pulang oleh yang Maha Kuasa. Padahal seperti baru kemarin kita mendengarnya dengan Kasih Putih, Januari, dan Adu Rayu. Sebagai musisi besar Glenn telah meninggalkan warisan berharga dan boleh jadi abadi, yakni lagu-lagunya yang indah.
Lebih dari itu, dalam hidupnya yang singkat Glenn telah mewariskan banyak kebajikan hidup lewat bermusik. Kepergiannya meninggalkan renungan mendalam tentang kesetiaannya mengabdi pada musik dan ia persembahkan musiknya untuk semua.
"Biarkanlah kurasakan hangatnya sentuhan kasihmu, bawa daku penuhiku, berilah diriku kasih putih di hatiku" (Yovie Widianto-Glenn Fredly).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H