Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Parah! Diam-diam BUMN Kimia Farma Jual Masker dengan Harga Sangat Mahal

16 Maret 2020   10:09 Diperbarui: 16 Maret 2020   19:19 5324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apotek Kimia Farma (dok. pri).

Terus bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia dibarengi dengan meningkatnya imbauan kewaspadaan pada masyarakat. Inisiatif masyarakat untuk menggunakan masker juga semakin tinggi.

Beberapa waktu lalu Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan upaya pemerintah menyediakan stok masker melalui BUMN Kimia Farma. Di tengah lonjakan harga masker, perusahaan negara tersebut melalui jaringan apoteknya menyatakan menjual masker murah Rp2000/lembar. 

Namun, pratiknya di lapangan terjadi penyimpangan. Apotek Kimia Farma justru ikut-ikutan menjual masker dengan harga jauh lebih mahal dan hampir tak berbeda dengan harga yang dimainkan para spekulan. 

Masyarakat harus menebus selembar masker dengan harga Rp5000 per lembar atau Rp10.000 per dua lembar. Bahkan, ada apotek Kimia Farma yang menjualnya lebih mahal lagi. Pengalaman ini saya jumpai dan alami pada Minggu malam, 15 Maret 2020. 

Kemarin malam, usai kembali dari perjalanan luar kota saya memutuskan membeli masker. Inisiatif saya ambil mengingat baru saja saya menggunakan transportasi umum kereta api yang ramai penumpang. 

Di sisi lain sehari sebelumnya saat menunggu si stasiun saya beberapa kali bersin. Tak ingin gejala flu ringan berubah menjadi sakit dan guna mengupayakan pencegahan mandiri itulah akhirnya saya putuskan membeli masker.

Apotek Kimia Farma Jalan Kaliurang, Sleman, DIY pada Minggu (15 Maret 2020) malam dan masker yang saya beli (dok. pri).
Apotek Kimia Farma Jalan Kaliurang, Sleman, DIY pada Minggu (15 Maret 2020) malam dan masker yang saya beli (dok. pri).
Maka pukul 21.15 sampailah saya di Apotek Kimia Farma, Jalan Kaliurang Km 4,5 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisinya tidak ramai sekali, tapi antrean beberapa pembeli sedang terjadi di kasir. 

Saat tiba di meja kasir segera saya sampaikan maksud membeli masker. Seorang petugas wanita melayaninya dengan menyodorkan sebungkus masker. Tak perlu saya menawar untuk mendapat lebih dari sebungkus dan petugas pun tidak menyatakan hal itu. Sadar bahwa pembelian memang dibatasi satu pack per orang.

"Harganya sepuluh ribu", begitu kata petugas. Saya pun maklum lagi dengan harga itu. Informasi memang menyebutkan Kimia Farma menjual masker dengan harga Rp10.000 isi lima atau Rp 2000 per lembar. 

Informasi itu bisa ditemukan di banyak pemberitaan sebagaimana janji Menteri BUMN dan Kimia Farma untuk melayani kebutuhan masker masyarakat. Artikel dan konten advertorial khusus yang ditayangkan Kompasiana (baca di sini) juga menyebutkan Kimia Farma berkomitmen menjual masker lebih murah di tengah kelangkaan.

Transaksi malam itu berlangsung cepat. Hanya petugas sempat kesulitan mencari uang kembalian dari Rp 50.000 yang saya sodorkan. Petugas menanyakan apakah saya memiliki uang pas dan saya menawarkan mengganti pembayaran dengan LinkAja atau OVO. Namun, menurut petugas pembayaran nontunai sedang mengalami masalah.

Akhirnya saya membayar dengan satu-satunya lembaran Rp10000 yang ada di dompet. Pada saat itulah saya menyadari kemasan masker yang sangat tipis. Saya tanyakan jumlah masker di dalam plastik bening yang saya terima. Petugas menjawab isinya hanya dua lembar masker merek Sensi.

Terkejut saya mendengar hal itu. Namun, saya putuskan tetap membelinya karena sedang membutuhkan masker. Saya tak bertanya lebih jauh lagi mengingat antrean masih berlangsung di kasir. Lagipula saya sudah kelelahan dan ingin bergegas kembali untuk beristirahat.

Saya pun meninggalkan apotek Kimia Farma. Namun, di luar sempat saya bertemu dengan seorang wanita yang juga baru membeli masker. Kepadanya saya bertanya harga masker dan ternyata ia juga membeli dengan harga sama, yakni Rp10.000 per dua lembar di apotek tersebut.

Penjualan masker dengan harga mahal oleh Kimia Farma juga terjadi di tempat lain (dok. pri).
Penjualan masker dengan harga mahal oleh Kimia Farma juga terjadi di tempat lain (dok. pri).
Sekitar pukul 21.41 saya mencoba menghubungi layanan pelanggan Kimia Farma melalui nomor telepon 1500255. Dua kali upaya saya tidak membuahkan hasil. Hanya mesin penjawab dan lagu jingle Kimia Farma yang menyapa. Mungkin karena waktu sudah hampir larut malam atau pada hari Minggu layanan pelanggan sedang libur.

Untuk itulah pada Senin, 16 Maret 2020 pukul 08.13 saya mencoba kembali menelepon layanan pelanggan Kimia Farma. Akan tetapi lagi-lagi hasilnya nihil. Sebelumnya saya beralih ke media sosial Kimiafarmacare. Melalui pesan inbox saya tanyakan soal harga masker di Kimia Farma. Selain itu saya mencoba mencari informasi tentang praktik penjualan masker di apotek-apotek Kimia Farma lainnya.

Hasilnya cukup mengejutkan. Ternyata penjualan masker dengan harga sangat mahal juga terjadi di apotek Kimia Farma lainnya. 

Seorang warga bernama Hendi di Ponorogo misalnya, ia membeli masker di Apotek Kimia Farma dengan harga Rp30.000 isi tiga lembar. Artinya per lembar masker harus ia tebus seharga Rp10.000. Sementara pembeli lain juga di Ponorogo mengaku membeli masker di Apotek Kimia Farma seharga Rp17.000 isi dua lembar.

Kepada Hendi saya putuskan untuk mencari tahu kebenarannya lebih lanjut. Pertanyaan saya melalui pesan twitter ternyata dibalasnya malam itu juga. Percakapan pun berlangsung. Pembeli itu mengirimkanfoto masker merek Nexcare yang dibelinya dan kasir Apotek Kimia Farma pada saat kejadian berlangsung.

Sama seperti saya, pembeli itu mendapatkan masker dengan harga mahal di Apotek Kimia Farma pada 15 Maret 2020. Ia membelinya pada sore hari di Apotek Kimia Farma timur Alun-alun Ponorogo sekitar pukul lima sore.

Selain harus menebus dengan harga sangat mahal, pembelian masker juga tak disertai kwitansi pembelian oleh kasir Kimia Farma. Padahal produk lain yang ia beli di tempat sama mendapatkan bukti pembelian.

Kimia Farma menjual masker murah? Kenyataannya di lapangan terjadi penyimpangan (dok. pri).
Kimia Farma menjual masker murah? Kenyataannya di lapangan terjadi penyimpangan (dok. pri).
Fakta penjualan masker dengan harga mahal yang dilakukan oleh apotek Kimia Farma tentu tidak bisa dibenarkan sekaligus meresahkan. Dengan menjual masker Rp10.000 per dua lembar sama artinya Kimia Farma menjual satu boks masker isi 50 lembar seharga Rp250.000. Sementara jika harganya Rp30.000 per tiga lembar seperti yang dialami pembeli di Ponorogo, berarti harganya setara dengan Rp500.000 per boks.

Lalu apa bedanya penjualan masker di Kimia Farma dengan praktik penjualan masker oleh para spekulan dan penjual nakal? Klaim penjualan masker murah nyatanya tidak selaras dengan kenyataannya.

Selain menyimpang dari janji dan komitmen yang telah disampaikan, penjualan masker dengan harga mahal ini juga bisa memperburuk psikologi pasar dan masyarakat. Komitmen negara untuk melindungi masyarakatnya juga bisa dipertanyakan. Apalagi seandainya praktik penjualan masker seperti ini juga berlangsung di banyak jaringan Kimia Farma tanpa ada pengawasan.

Jika penertiban para spekulan dan penjual nakal yang melego masker dengan harga tak masuk akal gencar dilakukan, maka penjualan masker mahal oleh apotek Kimia Farma juga harus segera dihentikan. Sebagai perusahaan plat merah, sangat memalukan dan tidak layak Kimia Farma mengambil keuntungan dari situasi sulit yang sedang dialami oleh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun