Agar semakin sesuai "jati diri" bangsa TVRI perlu lebih memberi tempat bagi musik asli negeri sendiri. Tayangan dangdut semalam suntuk bisa mempertebal jati diri ke-Indonesia-an TVRI. Dewan Pengawas mungkin akan senang bukan kepalang jika kebetulan mereka adalah penggemar Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih.
Kemudian pagi hari perlu diawali oleh TVRI dengan sebuah acara gosip. Barangkali ini juga termasuk "jati diri" bangsa karena menampilkan potret sosialisasi antar warga masyarakat.
Kebiasaan ibu-ibu pada pagi hari berbelanja sayur sambil bertukar informasi. Mereka yang modern memulai harinya dengan mengupdate grup whatsapp agar tak ketinggalan "berita".Â
Arisan atau pengajian mingguan dibumbui gosip. Semakin banyak dan seru gosipnya, semakin bergairah kita untuk bersosialisasi. Oleh karena itu, bukalah pagi dengan acara gosip yang bisa menyatukan masyarakat.
Sebagai pengganti tayangan Discovery Channel yang dianggap Dewan Pengawas sebagai produk asing dan buayanya adalah produk Afrika, mungkin bisa dipertimbangkan menggandeng Atta Halilintar. Nantinya TVRI menayangkan aktivitas Atta ngevlog di berbagai kebun binatang dan taman safari di Indonesia.Â
Namun, hewannya perlu diseleksi lebih dulu untuk memastikan mana hewan pribumi dan mana hewan nonpribumi.
Buaya Afrika jelas bukan pribumi. Panda terlarang untuk ditayangkan karena pasti menganut paham komunis. Kanguru jangan dipilih karena membawa gen kapitalisme. Pokoknya hanya hewan pribumi yang boleh diketahui dan dipelajari oleh anak-anak Indonesia.
Akhirnya, mari ucapkan selamat datang TVRI yang sesuai "jati diri" bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H