Pelanggannyaa suka mendatangi rumahnya untuk melihat-lihat koleksi yang ada. Biasanya mereka mengabari dan menyebutkan lebih dulu album atau penyanyi yang diinginkan sehingga Pak Parlan punya waktu untuk memeriksa koleksinya.
Harga kaset lawas dari luar lebih mahal karena menurut Pak Parlan keberadaannya lebih sulit ditemukan. Selain itu beberapa di antaranya merupakan koleksi pribadi yang sudah menemani masa mudanya dulu.
Selain di rumah, Pak Parlan juga menjajakan kaset lawas di area publik. Semula ia berjualan di kawasan Manahan. Namun, setelah ada larangan berjualan di kawasan tersebut, ia beralih ke area car free day Slamet Riyadi. Setiap Minggu pagi ia menggelar kaset-kaset lawasnya tak jauh dari simpang CIMB Niaga Syariah Slamet Riyadi.
Pak Parlan menjamin semua kaset lawas di lapaknya masih bisa diputar dan kualitasnya layak didengar. Itu karena semua dirawat layaknya koleksi pribadi yang sangat berharga.
Ada kaset Chrisye yang sudah berumur hampir 40 tahun lalu. Ada pula rekaman grup legendaris Krakatau, JavaJive, Koes Plus, kaset milik Nike Ardila dan masih banyak lagi.Â
Di antara semua itu saya mendapatkan harta karun istimewa. Apalagi kalau bukan kaset-kaset lawas KAHITNA. Lebih menggembirakan lagi saya menemukan tiga album sekaligus, yaitu Cerita Cinta (1994), Cantik (1996), dan Sampai Nanti (1998).Â
Mengetahui saya sangat antusias dengan ketiga album itu, Pak Parlan pun berkomentar. "Banyak kok yang masih nyari. Memang enak lagu-lagunya. Pernah ada cewek-cewek (mahasiswi) UNS yang nanyain", begitu katanya yang membuat hati ini turut melambung gembira. KAHITNA memang dicintai banyak orang. Meski sudah tidak muda lagi, tapi penggemarnya merentang dari anak-anak sampai para orang tua yang sudah punya anak.Â
Usai berpamitan, saya melanjutkan lagi jalan-jalan santai di car free day Solo. Sambil terus berjalan hati saya bergumam ria.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!