Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mbah Setiono dan Arti Uang Rp 5.000 di Car Free Day Solo

7 November 2019   08:40 Diperbarui: 9 November 2019   17:51 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Setiono, berjualan bakso di Car Free Day Solo Jalan Slamet Riyadi pada Minggu (20/10/2019) (dok. pri).

Semangkuk bakso dari Mbah Setiono seharga Rp5000 (dok. pri).
Semangkuk bakso dari Mbah Setiono seharga Rp5000 (dok. pri).
Mbah Setiono yang lahir pada 1953 baru mulai berjualan bakso pada 2015. Sebelumnya ia pernah bekerja sebagai tenaga penjualan. 

Kini, hari demi hari dijalani Mbah Setiono dengan berkeliling bersama gerobak bakso. Itu dijalaninya demi terus menghidupi keluarganya, termasuk dua cucu yang tinggal bersamanya. 

Gerobak yang dipakainya berjualan sekarang ia sewa dari seseorang dengan ongkos sewa per hari Rp 5000. Mbah Setiono membayarnya sekaligus seminggu sekali.

Biasanya Mbah Setiono berjualan mulai pukul 09.00. Berangkat dari rumahnya di Cinderejo, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, ia menuju kawasan sekitar Stasiun Solobalapan, Paragon Mall, Pura Mangkunegaran dan seterusnya berkeliling lebih jauh. Seringkali baksonya baru habis pada malam hari sehingga ia baru kembali ke rumah saat langit sudah gelap.

Minggu pagi yang sebenarnya bisa digunakan untuk beristirahat, Mbah Setiono tetap meninggalkan rumahnya. Ia berjualan di Car Free Day Jalan Slamet Riyadi.

Untuk itu ia harus bangun lebih awal. Pukul 03.00 ia menyiapkan keperluan dan semua bahan. Setelah salat Subuh barulah ia beranjak menuju CFD. Selanjutnya di depan Solo Bistro gerobak biru itu menunggu pembeli.

Mbah Setiono di Car Free Day Solo (dok. pri).
Mbah Setiono di Car Free Day Solo (dok. pri).
Dua orang wanita datang memesan bakso. Dari pakain seragamnya terlihat keduanya adalah karyawan dari sebuah gerai di mall. Mereka hendak sarapan sebelum mall dibuka.

Demi mempersilakan keduanya mudah mendapat tempat duduk, saya menyudahi pertemuan dengan Mbah Setiono. Semangkok bakso pun sudah habis saya santap sejak beberapa menit sebelumnya. 

Saya menanyakan harga hendak membayar. Mbah Setiono menjawab: "Gangsal ewu". 

Sambil membuka dompet, benak saya berkata, pastilah uang dari pembeli pertamanya setiap hari tidak menjadi milik Mbah Setiono. Hasil dari semangkuk bakso pertamanya yang terjual disimpannya baik-baik agar ia tetap bisa mendorong gerobak biru itu esok hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun