Lagu Lajeungan yang sangat kuat beraroma etnik dan liriknya ditulis dalam bahasa Madura itu pernah mengantarkan KAHITNA sebagai juara dua dunia pada ajang festival musik di Tokyo pada 1991. Di atas panggung Yovie pun sempat menceritakan perjalanan awal KAHITNA yang didirikannya pada 1986.
Setelah Lajeungan mereka melantunkan Andai Dia Tahu dan tentu saja Cerita Cinta yang menjadi lagu kebangsaan soulmateKAHITNA.Â
Ini selalu menjadi bagian di mana mantra cinta Yovie Widianto dan sihir KAHITNA bekerja dengan sangat baik. Penonton tanpa malu-malu berjoged dan merapal liriknya keras-keras. "Biar cinta bergelora di dada, biar cinta memadukan kita huo huo huo!".
Suasana semakin hangat dan penonton terus bersemangat sampai KAHITNA menutupnya dengan Cantik. Pertunjukkan pun tiba di penghujung ketika seluruh artis Yovie and His Friends bergabung bersama KAHITNA dengan iringan Juwita.
Meski demikian, untuk beberapa saat penonton terlihat enggan meninggalkan area pertunjukkan. Hal yang wajar karena Yovie and His Friends dirasa tampil kurang lama. Malam itu mereka hanya sekitar 75 menit di atas panggung. Kesan tergesa-gesa terasa pada pergantian antar lagu.
Menurut informasi di tengah pertunjukkan penyelenggara meminta Yovie and His Friends untuk mencukupkan penampilan tidak lewat dari pukul 20.30. Ini sangat disayangkan, apalagi pertunjukkan sempat terlambat dimulai. Gate penonton bahkan baru dibuka menjelang pukul 17.30 atau terlambat hampir 1,5 jam dari jadwal pukul 16.00.Â
Catatan penting untuk promotor karena penyakit Prambanan Jazz yang sering terlambat rupanya masih terbawa ke Batik Music Festival. Untungnya Yovie and His Friends tampil penuh totalitas. Sekali lagi, mantra-mantra cinta Yovie Widianto berhasil menyihir para penggemarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H