Berhenti Membaca Kompas

Berkat "Tulisan-to-Lisan" berita-berita di Kompas.id bisa didengarkan. Teknologi yang disematkan di Kompas.id mengubah teks berita menjadi suara. Dari tulisan menjadi lisan.

Speaker warna biru untuk mengakses "Tulisan-to-Lisan" (dok. pri).

Cara menggunakannya sangat mudah. Dimulai dengan mengakses Kompas.id melalui aplikasi yang berjalan di perangkat Android maupun iOS. Lalu klik logo speaker warna biru di sudut kanan bawah halaman muka Kompas.id.

Daftar berita dan artikel akan ditampilkan. Kita bisa memilih berita menurut kategori terbaru, rekomendasi, terpopuler, pilihanku, serta cetak. Selanjutnya klik judul berita atau artikel yang isinya akan kita dengarkan. Maka saat itu juga Kompas.id akan membacakannya untuk kita tanpa menampilkan teks isinya.

Narator berita Kompas.id adalah suara laki-laki yang meskipun sedikit kaku, tapi pengucapan serta intonasinya lebih baik dibandingkan suara ala robot pengisi suara instan yang biasa ditemukan di video-video di youtube. 

Fitur "Tulisan-to-Lisan" di Kompas.id sangat berguna karena memberi kemudahan menikmati informasi secara lebih fleksibel di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Misalnya saat pagi hari ketika harus segera sarapan, kita bisa menikmati sarapan tanpa harus membagi fungsi mata dan tangan untuk membaca berita karena berita Kompas bisa didengarkan. Dengan "Tulisan-to-Lisan" kita bisa jogging dan menikmati berita Kompas secara bersamaan.

Di tengah suasana yang ramai di mana biasanya orang sulit fokus membaca, "Tulisan-to-Lisan" memungkinkan kita menyimak berita dan informasi secara lebih baik. Cukup memasangkan earphone maka kita bisa mendengarkan Kompas tanpa harus terganggu atau menganggu orang-orang di sekeliling kita.

Sejenak berhenti membaca Kompas untuk beralih mendengarkannya (dok. pri).

Bagi saya yang sering membaca dan mengakes berita di malam hari menjelang tidur, "Tulisan-to-Lisan" membuat semuanya menjadi lebih nyaman dan santai karena tidak lagi harus membaca teks dari layar smartphone yang sering cepat membuat mata lelah. Berkat "Tulisan-to-Lisan" saya menemukan cara dan alasan untuk berhenti membaca Kompas tanpa meninggalkannya. Jadi, sekarang tidak ada salahnya mencoba berhenti membaca Kompas untuk beralih mendengarkannya. 

Kompasianival

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H