Pendidikan karakter sejak usia dini harus mencakup cerita kebanggaan menjadi petani. Secara formal itu bisa ditunjang dengan ekstrakurikuler bertani atau berkebun. Mimpi menjadi petani perlu dimunculkan dan ditempatkan setara dengan mimpi menjadi dokter atau ilmuwan.Â
Kedua, pertanian terpadu dan inovatif sebagai "pintu masuk". Sekarang bermunculan banyak anak muda dan komunitas-komunitas yang tidak takut kotor dan berkeringat. Mereka mengembangkan pertanian urban, berkebun secara hidroponik, dan bercocok tanam secara inovatif. Sementara di daerah-daerah juga berkembang banyak agrowisata yang diinisiasi oleh kelompok pemuda.
Itu mengindikasikan bahwa generasi muda sesungguhnya tidak alergi dengan urusan bercocok tanam. Mereka tertarik pada pertanian yang lebih terpadu, inovatif, dan tidak terpaku pada pertanian dalam konteks sawah.
Tren-tren tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah sebagai pintu masuk untuk menggerakkan generasi muda agar mau terlibat dalam memajukan pertanian Indonesia. Pengembangan lebih banyak pertanian terpadu melalui agrowisata, agroforestri, agroindustri, dan lain sebagainya bisa pula menjadi wadah dan sarana regenerasi petani.
Ketiga, meningkatkan kemudahan dan insentif yang nyata. Selama ini dukungan pada petani belum sebanding dengan besarnya tuntutan dan harapan yang digantungkan pada pundak mereka. Agar generasi muda tertarik pada pertanian, pemerintah atau negara sudah semestinya memberikan kemudahan serta insentif yang secara nyata menjamin masa depan petani.
Petani muda perlu pinjaman lunak dengan bunga rendah agar mereka bisa dengan mudah menambah modal, membeli peralatan dan memperluas lahan. Diperlukan pula skema kompensasi atau asuransi pertanian bagi petani muda. Dengan asuransi tersebut kerugian dan risiko seperti gagal panen atau terkena bencana, yang mungkin dialami para petani saat memulai usahanya akan ditanggung oleh pemerintah.
Dukungan dalam bentuk kursus, magang, dan konsultasi juga penting. Pemerintah perlu menyiapkan banyak pakar untuk memfasilitasi kebutuhan para petani muda. Insentif lainnya berupa pemberian beasiswa bagi petani-petani muda yang berprestasi untuk mendapat pelatihan serta pendidikan lebih dalam agar mereka semakin berkembang dan bisa menularkan pengalamannya kepada sesama generasi muda.Â
Kemudahan dalam memanfaatkan sarana teknologi juga sangat penting. Itu akan membuat pertanian lebih menarik. Dukungan fasilitas dan inovasi teknologi akan membuat para petani muda semakin bergairah untuk meningkatkan produktivitas dan memajukan pertanian.
Tidak salah memang. Namun, perhatian dan perlakuan yang sama semestinya diberikan pula pada pertanian. Presiden juga perlu menjadi "buzzer" bagi para petani-petani muda yang berhasil dan memiliki pencapaian positif.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!