Ragam penjaja kuliner selama Ramadan mungkin tak banyak berubah dari tahun ke tahun. Makanan dan minuman favorit untuk berbuka puasa juga tak berganti. Namun, tren metode pembayarannya jelas sudah mulai berubah.Â
Poster berukuran kecil yang memuat kode respon cepat (QR code) terpajang di sebuah outlet roti bakar di Jalan Kaliurang Km 5,5 Yogyakarta. Poster berlatar warna ungu dan hijau khas OVO tersebut menemani Alif yang belum ada sebulan berjualan.
Alif, pemuda lulusan SMK asal Karanganom, Klaten, Jawa Tengah ini merantau ke Yogyakarta. Di pinggir ruas jalan paling sibuk dan macet di Yogyakarta itu, ia berupaya mencari rezeki dan berkah Ramadan lewat roti bakar.
Di daftar menunya ada belasan varian yang ditawarkani. Tersedia roti dan pastry dengan aneka pilihan rasa dan isi. Mulai dari variasi coklat hingga selai rasa buah. Namun, pada Minggu (19/5/2019) sore tadi isian selain nanas yang saya inginkan sedang tidak tersedia. Saya kemudian mengganti pilihan dan memesan roti bakar coklat.
Dengan harga mulai dari Rp7000, pemuda berkacamata ini mengaku bisa menjual setidaknya 10 bungkus roti setiap hari selama Ramadan. Ia mulai berjualan dari pukul 16.00 sampai 21.00.
Alif mengaku nyaman dengan metode pembayaran digital karena tak direpotkan menyiapkan uang kembalian. Ia bisa memantau transaksi hanya melalui smartphone dan sebuah alat kecil yang dibawanya. Smartphone dan alat itu akan mengirimkan pemberitahuan setiap kali ada transaksi masuk.Â
Memperhatikan lingkungan Jalan Kaliurang yang cukup dekat dengan kampus UGM dengan banyak populasi generasi milenial dan mahasiswa, pilihan Alif untuk menerima pembayaran digital melalui kode respon cepat memang tidak salah. Apalagi sedang ada program tawaran cashback hingga 30% dari OVO. Program itu membantunya menjual lebih banyak roti bakar.
"Itu diberi sama (agen) Go-Pay", kata salah satu karyawan pada Sabtu (18/5/2019) sore kemarin. Ia juga mengatakan bahwa selama puasa pembeli justru sedikit meningkat. Biasanya pembeli ramai pada pukul 16.00-20.00.