Sementara itu pihak yang dirayu dan sedang diselimuti dilema menentukan pilihan adalah kita, para pemilik suara di pemilu. Harap diingat pemilu sekarang adalah yang paling berat dan penuh ujian.
Agar tampak jelas anatomi "Adu Rayu" itu, kita mulai saja menyanyikannya bagian demi bagian.
"Maukah lagi kau mengulang ragu/dan sendu yang lama
Dia yang dulu pernah bersamamu/memahat kecewa
Atau kau inginkan yang baru/sungguh menyayangimu
Aku ingin dirimu/yang menjadi milikku
Bersamaku mulai hari ini/hilang ruang untuk cinta yang lain"
Bagian pertama di atas dinyanyikan dengan sangat merdu oleh Tulus. Mari kita pinjam untuk mewakili sisi Pak Prabowo.Â
Narasi kampanye Prabowo dan koalisinya selama ini yang kerap menyodorkan kecemasan adalah berupaya membangun opini betapa mengecewakannya pemerintahan Jokowi selama 5 tahun.Â
Narasi-narasi soal tenaga kerja asing, kriminalisasi ulama, PKI, kebocoran uang negara, TNI lemah, Indonesia akan bubar, dan lain sebagainya yang sekalipun banyak absurd-nya ternyata bisa memengaruhi banyak orang. Mereka mulai ragu dengan Jokowi. Sebagian menjadi kecewa lalu mulai berpikir untuk berpaling.
Di tengah-tengah rasa ragu dan kecewa itulah Prabowo hadir (lebih tepatnya hadir lagi) dengan membawa janji (janji lama). Bersama Sandiaga Uno ia datang merayu.Â