Lewat aransemen yang indah, lagu ini tersaji begitu hikmat. KAHITNA mengemasnya dengan sangat lembut disertai iringan orkestra yang berkelas. Dengarkanlah di kala sedang rileks, menjelang tidur, menunggu panggilan video call, di dalam perjalanan, atau ketika gerimis sedang turun untuk segera jatuh cinta pada lagu ini.
Inilah untuk pertama kali sang pianis menyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Menariknya, Yovie mendapat porsi yang lumayan banyak untuk bernyanyi. Bahkan, empat puluh detik pertama lagu ini dibawakan secara solo olehnya. Begitupun di akhir lagu, Yovie pula yang menutupnya.Â
Setia yang Keras Kepala
Sebagaimana lagu yang ditulis oleh Yovie Widianto, "Seribu Bulan, Sejuta Malam" berisikan barisan lirik yang manis. Orang boleh mengatakannya puitis atau romantis.Â
Lirik-lirik itu pun mengalun merdu lewat suara Hedi, Carlo, dan Mario. Olah vokal dan penghayatan ketiganya masih yang terbaik dan itulah yang selama ini membuat lagu-lagu KAHITNA menjadi terasa sangat mendalam.Â
Akan tetapi, anatomi lagu ini jika liriknya dibedah mengandung gagasan setia yang berbeda. Setia yang tampaknya tidak sebanding dengan realitas cinta yang mestinya bersatu. Pada titik inilah "Seribu Bulan, Sejuta Malam" akan lebih menyerupai sebuah penghiburan bagi para penghayat keyakinan cinta tak harus memiliki.Â
Barangkali inilah soundtrack bagi para korban cinta yang keras kepala, yang tetap menunggu meski tak jelas lagi yang ditunggu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H