Inovasi ini akan menentukan sejauh mana Indonesia berhasil memanfaatkan dengan baik sumber daya alam, mengupayakan energi masa depan, mengelola lingkungan hidup secara berkelanjutan, dan seterusnya. Melalui kegiatan Litbang yang optimal Indonesia bisa menciptakan nilai tambah dan manfaat ekonomi yang lebih besar pada infrastrukur.Â
Mustahil mewujudkan kemajuan pembangunan sektor energi, pangan, lingkungan hidup, maupun infrastruktur tanpa menaruh perhatian pada kegiatan Litbang. Permasalahannya, Litbang di Indonesia masih berjalan lambat. Selain porsi anggarannya yang masih rendah, hambatan lainnya juga ada pada birokrasi dan administrasi.
Oleh karena itu, cuitan bos Bukalapak soal dana Litbang sebenarnya telah dengan baik membuka wacana debat Pilpres nanti. Cuitan itu semestinya menginspirasi kedua capres.
Capres 02 yang selama ini mengkritik pembangunan infrastruktur bisa membangun janji politik, misalnya: "Kami akan meninjau dana pembangunan infrastuktur dan mengalihkannya untuk meningkatkan dana Litbang bagi penelitian dasar dan terapan. Kami juga akan meningkatkan gaji para peneliti agar tidak kalah dengan bos tukang parkir".
Sementara Capres 01 sebagai petahana bisa berjanji: "Pemerintah sekarang sudah berupaya meningkatkan dana Litbang dan itu akan kami terus tingkatkan. Kami akan mendorong implementasi peraturan yang memudahkan kolaborasi kegiatan Litbang antar lembaga dan pendaaan Litbang dari sektor swasta. Kami juga akan membenahi peraturan agar peneliti tidak dibebani dengan urusan administratif.Â
Selain itu juga meransang unicorn-unicorn besar seperti Bukalapak, Traveloka, dan Gojek untuk  berperan lebih besar sebagai inkubator maupun mediator dalam memacu riset nasional".
Mungkinkah pernyataan-pernyataan itu muncul di debat nanti? Atau lagi-lagi kita akan menyaksikan bahwa sektor Litbang beserta wacana lingkungan, energi dan sebagainya ternyata bukan prioritas penting untuk diperhatikan? Kalau ternyata demikian, maka cuitan bos Bukalapak sedikit banyak ada benarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H