Salah satu sisi wajah dinamis masyarakat modern, terutama generasi milenial saat ini adalah pandangan dan kesadarannya tentang masa depan. Bagi generasi milenial masa depan dipenuhi banyak target dan keinginan.Â
Karier yang baik, hobi yang tersalurkan, keuangan yang mantap serta hidup bahagia dan sejahtera bersama orang-orang tercinta sampai hari tua adalah sebagian harapan mereka.Â
Pada saat yang sama generasi milenial menyadari bahwa tidak tersedia banyak waktu untuk mengupayakan semua itu. Oleh karena itu, setelah menetapkan target masa depan, mereka segera menentukan prioritas dan memikirkan cara terbaik untuk mewujudkannya.
Disadari pula oleh generasi milenial bahwa ada banyak ketidakpastian dan kemungkinan buruk yang bisa terjadi kapan saja. Misalnya kehilangan pekerjaan, sakit parah, atau kecelakaan.Â
Seiring berjalannya waktu produktivitas berkurang dan risiko-risiko lain ikut meningkat. Semuanya perlu diantisipasi agar tidak membuyarkan harapan atau rencana masa depan.
Kesadaran tentang hal itu salah satunya diwujudkan dengan merencanakan pengelolaan keuangan sebaik mungkin. Memiliki tabungan menjadi cara paling mudah untuk menyiapkan instrumen  keuangan pribadi guna memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan.
Barangkali ada dua faktor utama yang mendorong tingginya kesadaran generasi milenial untuk berasuransi.Â
Faktor pertama adalah modal literasi keuangan. Generasi milenial yang terbuka dan terhubung dengan banyak sumber informasi memiliki pengetahuan yang cukup memadai untuk mengambil keputusan terkait masa depannya, termasuk soal kebutuhan asuransi.
Literasi keuangan yang baik membuat generasi milenial memahami bahwa memiliki tabungan saja belum cukup. Menabung memang cara yang baik untuk mulai merencanakan keuangan dan mengelola masa depan, tapi mengumpulkan uang sebanyak mungkin hanya dalam bentuk tabungan juga tidak bebas dari risiko.Â
Misalnya, jika seorang nasabah meninggal dunia maka dana yang terkumpul dalam tabungannya tidak serta merta bisa dialihkan atau diakses langsung oleh ahli waris. Bank akan memeriksa terlebih dahulu apakah pemilik rekening memiliki tanggungan kewajiban pada bank atau tunggakan pajak. Bank juga bisa membekukan tabungan milik nasabah dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.