Manuskrip-manuskrip itu ditulis puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Isinya beragam dan menyentuh persoalan-persoalan seputar kehidupan masyarakat Nusantara sehari-hari. Esensinya diyakini masih sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini
***
Secara historis ada banyak bukti bahwa Nusantara memiliki dasar peradaban yang maju. Keberadaan manuskrip atau naskah tulisan kuno adalah salah satu buktinya.
Sejak semula dalam kehidupan masyarakat Nusantara telah berkembang budaya berpikir yang dinamis melalui menulis dan mengkomunikasikan pengetahuan.Â
Manuskrip-manuskrip itu menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara telah memiliki inisiatif untuk mendokumentasikan fenomena atau kejadian secara rinci dalam bentuk tertulis. Bahkan, ada sejumlah manuskrip Nusantara yang ditulis dengan alas naskah dari kulit kayu yang dibuat jauh sebelum adanya kertas Eropa, sehingga muncul hipotesis bahwa budaya literasi nenek moyang bangsa kita tidak kalah dengan Eropa.
Narasumber lainnya adalah Kepala Biro Humas Kementerian Agama, Mastuki, dan Kepala Seksi Koleksi dan Konservasi Museum Sonobudoyo, Ery Sustiyadi.
Oman menyebutkan betapa Indonesia memiliki kekayaan manuskrip yang besar dan beragam. Tidak hanya di dalam negeri, manuskrip Indonesia juga dijumpai di beberapa negara. Dari segi bahasanya ada 18 kelompok bahasa yang digunakan untuk menulis manuskrip Indonesia.
Manuskrip Indonesia yang berasal dari periode pra Islam, Islam, hingga masa penjajahan memiliki arti penting karena menjadi bagian dari lintasan sejarah bangsa. Sayangnya banyak manuskrip rusak dan lenyap sebelum sempat dipelajari.Â
Di sisi lain beberapa manuskrip yang bisa diakses melalui koleksi pada sejumlah lembaga seperti museum, kurang menarik perhatian masyarakat seperti halnya minat terhadap museum yang masih rendah. Kondisi ini menyebabkan informasi yang terkandung di dalam manuskrip-manuskrip itu belum tergali sepenuhnya.