Di samping minimarket tersebut terdapat warung gudeg. Pangkalan taksi itu lokasinya ada di depan warung tersebut. Sebuah papan LED berukuran kecil memuat informasi nama taksi dan tarif argo. Selain itu ada tanda yang menunjukkan lokasi pangkalan taksi.Â
Meja kecil tempat petugas taksi dan kursi untuk menunggu diletakkan di bawah pohon mangga. Begitu mengetahuinya saya lalu menyadari bahwa selama ini meski beberapa kali tiba di Stasiun Yogyakarta, tapi tidak memperhatikan pangkalan taksi ini. Mungkin karena keberadaannya sering terhalang oleh lalu lalang orang dan kendaraan yang baru memasuki atau hendak keluar dari stasiun.
Salah satu petugas juga memberi sebuah tawaran, "mau pakai alphard atau biasa?" Agak tercengang saya mendengar tawaran itu. Ternyata selain menyediakan armada reguler, taksi tersebut juga menyiapkan mobil alphard di tempat parkir stasiun.
Taksi meluncur lancar mengantarkan saya. Saat tiba di tujuan, argometer menunjukkan tarif Rp32.000. Ternyata tak jauh berbeda dengan tarif taksi online. Dan yang pasti lebih murah dan lebih masuk akal dibanding taksi stasiun yang tarifnya bagai pungutan rentenir.
***
Pengalaman di atas cukup berharga bagi saya. Di kemudian hari jika sulit mendapatkan taksi online dari Stasiun Yogyakarta, ada alternatif taksi konvensional dengan tarif yang wajar sesuai argo. Bisa juga menjadi alternatif pilihan transportasi bagi rekan-rekan atau wisatawan yang bepergian ke Yogyakarta menggunakan kereta api dan turun di Stasiun Yogyakarta. Saat keluar dari pintu barat, cukup berjalan beberapa langkah untuk menemukan pangkalan taksi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H