Dimulai dari halaman rumah, masyarakat bisa berperan mengatasi ketidakstabilan harga. Memanfaatkan halaman rumah sebagai kebun untuk ditanami aneka jenis sayuran dan bumbu dapur seperti yang dilakukan oleh Ibu Lukito bisa menekan potensi lonjakan harga kebutuhan pokok. Meski terlihat sepele dan hanya dilakukan dalam skala rumah tangga, tapi berkebun telah menjadi penolong sekaligus bisa menjadi solusi untuk kenaikan harga.
Seperti kita ketahui, kenaikan harga kebutuhan pokok secara umum terjadi pada kondisi saat permintaan tinggi, sementara barang atau stok yang tersedia tetap terbatas. Ketidakseimbangan ini membuat stok bahan kebutuhan menjadi langka atau seolah-olah langka. Â Akibatnya harga bergerak naik.
Kelangkaan dan tingginya permintaan bisa menimbulkan efek domino. Secara psikologis banyak di antara kita yang mudah panik jika mengetahui adanya kelangkaan. Kelemahan psikologis ini kemudian mendorong kita berbelanja dalam jumlah banyak sekaligus. Akibat dari "pembelian panik" ketersediaan bahan pokok di tengah masyarakat menjadi lebih cepat habis sehingga harga yang sedang bergerak naik menjadi semakin melambung.
Berbeda kondisinya jika kita bisa mendapatkan bahan-bahan kebutuhan pokok dari kebun sendiri. Berkebun membuat kita lebih hemat dalam berbelanja karena setidaknya sebagian kebutuhan telah terpenuhi. Itu berarti kita telah berkontribusi mengurangi permintaan di pasar sehingga potensi kelangkaan bisa ditekan dan harga bisa lebih dikendalikan.
Menjadikan halaman rumah sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan pokok akan mengurangi ketergantungan kita pada beberapa jenis kebutuhan tertentu, termasuk bahan-bahan kebutuhan yang diimpor dari luar negeri yang harganya mudah bergejolak. Selama kita masih banyak mengkonsumsi bahan-bahan kebutuhan yang harganya mudah bergejolak, maka lonjakan harga sulit dihindari.
***
Memanfaatkan hasil kebun sendiri untuk memenuhi kebutuhan harian sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat kita, terutama yang tinggal di pedesaan. Menanami halaman rumah dengan tanaman sayur, tanaman obat, bumbu dapur, dan buah-buahan adalah bagian dari kearifan masyarakat pedesaan atau masyarakat tradisional yang terbukti mampu menyokong ketahanan pangan keluarga sekaligus menjadi solusi di saat harga-harga kebutuhan melambung tinggi.
Tidaklah perlu dipersoalkan mana yang lebih baik antara berkebun di halaman rumah yang luas atau urban farming di halaman yang terbatas. Bagaimana pun bentuknya, kebun di halaman rumah merupakan cerminan inisiatif dan kemandirian masyarakat dalam menyediakan kebutuhan pokok. Jika kegiatan berkebun ini bisa kembali menjadi gaya hidup yang dikembangkan atas kesadaran bersama, akan sangat membantu mewujudkan harga barang kebutuhan pokok yang lebih stabil dan terkendali sehingga semua bisa sejahtera.