Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dua Hari Berjalan Menjelajah Solo, Nyaman dan Asyik Berkat "Terapi Hangat" Geliga

4 Januari 2018   11:30 Diperbarui: 4 Januari 2018   11:33 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deretan kursi di City walk Slamet Riyadi (dok. pri).

Masjid Kraton Surakarta (dok. pri).
Masjid Kraton Surakarta (dok. pri).
Taman Buku di Jalan Pakubuwono (dok. pri).
Taman Buku di Jalan Pakubuwono (dok. pri).
Taman Buku dan Majalah menjadi tempat terakhir yang singgahi. Dari tempat ini saya bergegas menuju Stasiun Purwosari dengan menyusuri lagi Jalan Slamet Riyadi. Mendekati pukul 14.00 langkah kaki saya mencapai stasiun. Sesaat kemudian kereta api Prameks membawa saya meninggalkan Solo. Sepanjang perjalanan saya berdiri di dalam kereta karena tak kebagian tempat duduk. Untungnya sebelum naik kereta saya sudah  mengoleskan Geliga Krim sehingga rasa lelah dan pegal di kedua kaki lumayan teratasi.

"Terapi Hangat" Geliga Krim

Dua hari menjelajah Solo dengan berjalan kaki sangat mengasyikkan bagi saya. Jika dihitung langkah kaki ini telah menempuh jarak sekitar 29 km. Melelahkan memang, tapi saya menikmatinya. Selalu ada sensasi dan pengalaman berbeda yang saya dapatkan dengan berjalan kaki.

Lagipula ini bukan pertama kali saya melakukannya. Akhir tahun 2016 saya menjelajahi Kota Malang selama 9 jam juga dengan berjalan kaki. Saya pun pernah berjalan kaki berkeliling Kota Cirebon, Semarang, dan Surabaya. 

Krim Geliga menemani saya selama menjelajah Solo (dok. pri).
Krim Geliga menemani saya selama menjelajah Solo (dok. pri).
Selama atau setelah berjalan, apalagi jarak yang ditempuh lumayan jauh, rasa pegal dan nyeri kadang datang menyerang, terutama pada bagian betis dan pergelangan kaki. Meski tenaga sebenarnya masih mampu, tapi kaki terasa "berat" dan tidak nyaman untuk melangkah lagi. Itu tandanya otot sudah terlalu lelah karena terus berkontraksi, memanjang dan memendek mengikuti intensitas gerakan. 

Jika sudah demikian saya pasti akan beristirahat. Tapi saya tidak buru-buru meminum obat penghilang rasa pegal atau nyeri karena pemulihan kondisi otot bisa saya lakukan sendiri dengan "terapi hangat" menggunakan Geliga Krim. Berdasarkan pengalaman, krim otot ini efektif mengatasi nyeri dan pegal pada otot. Efek hangatnya tidak berlebihan tapi mampu bertahan lama. Geliga Krim juga tidak lengket dan memiliki aroma yang harum sehingga nyaman digunakan.

Terapi hangat dengan Geliga Krim membuat saya nyaman dan asyik menjelajah Solo (dok. pri).
Terapi hangat dengan Geliga Krim membuat saya nyaman dan asyik menjelajah Solo (dok. pri).
Senyawa Metil Salisilat dan Mentol dalam Geliga Krim menghasilkan rasa hangat yang baik untuk proses relaksasi otot yang sebelumnya mengejang dan memendek. Kehangatan Geliga Krim juga melancarkan peredaran darah sehingga timbunan asam laktat yang dihasilkan selama otot bekerja keras bisa dialirkan lebih lancar. Rasa nyeri dan pegal pun bisa cepat teratasi. 

Karenanya saya mengandalkan Geliga Krim sebagai teman perjalanan, termasuk saat berlibur ke Solo kemarin. Berkat Geliga Krim saya bisa menjelajah Solo dengan  nyaman dan mengasyikkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun