Ternyata kasihmu terindah untukku
Di saat fitri di saat saat suci ini
Ku memohon maaf dengan segala sesalku
Ku bersyukur atas belaian kasihmu Ibu
Cintamu seindah melati
Dengan demikian jelaslah bahwa melalui lagu-lagu seperti Cantik, Tak Sebebas Merpati, Bidadari Tak Bersayap, dan Seindah Melati, KAHITNA sedang menuliskan pesan bahwa tidak mungkin manusia bisa bertahan tanpa cinta dan kasih seorang wanita. Dalam hidup, manusia bisa memiliki semangat dan harapan karena adanya wanita.Â
Meskipun demikian, KAHITNA tidak melakukan glorifikasi terhadap wanita yang justru akan membuatnya berada terlalu jauh dari realitas kehidupan. Dalam ruang tema cinta sama, manakala ujungnya tidak sesuai dengan harapan, lagu-lagu KAHITNA juga menampilkan wanita sebagai sumber kegetiran (semoga saya tidak diserang oleh 120 juta wanita penduduk Indonesia).
Memanglah para wanita boleh menganggap bahwa kegetiran yang dimaksud dalam lagu-lagu KAHITNA adalah juga hasil perbuatan kaum laki-laki. Para laki-laki yang selama ini paling sering berkhianat, memberi harapan palsu, lalu pergi menghilang tiba-tiba.Â
Tapi susah untuk ditampik bawah wanitalah yang secara alami menjadi tokoh kunci dalam lagu-lagu KAHITNA. Ketika KAHITNA mengangkat kisah cinta happy ending dengan wanita sebagai ilhamnya, maka saat mereka menyajikan kisah cinta yang muram, maka wanita pun masih menjadi sumbernya. Sekali lagi, wanita adalah tulang punggung dalam cerita cinta KAHITNA.
Dengarkan juga Cinta Sudah Lewat yang meski dibawakan dengan tensi tenang dan tegar, tapi secara terang menunjukkan pahit dan getirnya cinta manakala sang wanita akhirnya bersanding dengan laki-laki lain. Dalamnya kegetiran itu membuat cinta seolah sudah lewat dan tidak akan kembali lagi.Â