Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Karena Mudik adalah Pulang untuk Berbagi Kebahagiaan, Bukan Kemalangan

16 Juni 2017   20:30 Diperbarui: 19 Juni 2017   23:11 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang tunggu di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta disesaki penumpang (dok. Hendra Wardhana).

Lelah yang teramat sangat, ditambah rasa kesal membuat saya uring-uringan. Kebahagiaan mudik pun menjadi berkurang. Saya benar-benar tidak mengira dan tidak mempersiapkan diri untuk mengalami kemacetan hingga belasan jam.

Kejadian yang hampir sama terulang pada 2015. Lagi-lagi kemacetan parah di jalur selatan Jawa Tengah membuat saya harus pasrah menempuh perjalanan selama sepuluh jam. Empat jam di antaranya dihabiskan untuk melalui daerah Buntu sampai Sokaraja yang dalam kondisi normal hanya perlu satu jam.

Belajar dari Pengalaman

Kemacetan memang salah satu resiko yang harus diterima oleh pemudik, khususnya yang menggunakan angkutan jalan raya, baik mobil pribadi, sepeda motor, maupun bus. Kemacetan hampir tak bisa dihindari dan berulang meski infrastruktur jalan telah ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan jumlah pemudik yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Menurut data Kementerian Perhubungan jumlah pemudik pada lebaran pada 2016 mencapai angka 18 juta orang. Pada 2017 jumlah pemudik diperkirakan meloncak mencapai 19 juta orang.

Jumlah penumpang/pemudik dan kecelakaan pada musim mudik 2015 dan 2016 (sumber: Kementerian Perhubungan RI).
Jumlah penumpang/pemudik dan kecelakaan pada musim mudik 2015 dan 2016 (sumber: Kementerian Perhubungan RI).
Resiko lainnya adalah kecelakaan. Kementerian Perhubungan mencatat ada 2.979 kecelakaan pada musim mudik 2016 yang 70% di antaranya melibatkan sepeda motor. Sementara itu, korban meninggal dunia akibat kecelakaan mudik 2016 sebanyak 558 orang, turun 20% dibanding pada tahun 2015 yang berjumlah 694 orang. Meski menurun, tapi jumlah kecelakaan dan korban meninggal dunia tersebut tidaklah sedikit.

Pengalaman mudik menggunakan bus dan kendaraan pribadi yang berujung pada kemacetan dan waktu perjalanan yang sulit diperkirakan membuat saya belajar lebih bijak dalam merencanakan mudik. Pada 2016 saya beralih menggunakan kereta api. Meski harga tiketnya lebih mahal dari bus, tapi saya tak kehilangan banyak waktu dan tenaga selama perjalanan.

Beralih pilihan dengan mudik menggunakan kereta api dan mempersiapkan tiket sejak jauh hari (dok.Hendra Wardhana).
Beralih pilihan dengan mudik menggunakan kereta api dan mempersiapkan tiket sejak jauh hari (dok.Hendra Wardhana).
Perjalanan dengan kereta api dari Yogyakarta ke Purwokerto membutuhkan waktu kurang dari empat jam. Bandingkan jika saya tetap kendaraan pribadi yang serba tidak menentu dan harus siap menerima nasib kemacetan parah serta resiko lainnya. 

Tren pemudik menggunakan kereta api memang terus meningkat. Menurut Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik dengan kereta api pada 2016 sebanyak 4.080.319 orang atau meningkat 3,78% dibanding tahun 2015. Meski demikian, kenyamanannya masih terjaga. Mudik dengan kereta api merupakan pilihan yang lebih baik.

Lebih Awal

Pada 2017 saya akan kembali mudik dengan kereta api. Demi kelancaran mudik, persiapan sudah saya lakukan lebih awal. Berikut ini persiapan dan rencana mudik saya nanti.

Pertama, saya telah membeli tiket mudik dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta hingga Stasiun Purwokerto untuk keberangkatan H-5 Idul Fitri dengan kereta api ekonomi Mataram Premium khusus angkutan mudik. Mudik lebih awal memberi keuntungan karena setidaknya bisa terhindar dari puncak mudik yang biasanya terjadi mulai H-3. Membeli tiket mudik lebih awal juga membuat kita lebih tenang dan nyaman, serta bisa segera mempersiapan kebutuhan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun