Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bacalah Banyak Buku Sebelum Banyak Bicara

18 Mei 2017   14:33 Diperbarui: 18 Mei 2017   14:42 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat membaca! (dok.pri).

Membaca buku membuat mata kita terbuka lebih lebar sehingga menatap lebih luas dunia ini. Buku menghadirkan kesadaran kita tentang Indonesia yang alamnya megah, penuh sejarah, bertabur keragaman, sekaligus punya banyak masalah. 

Saat membuka halaman-halaman buku, semangat dan kesadaran kita  dibangkitkan kembali. Seberapa jauh kita mengenal tempat kita lahir dan hidup?. Dan seberapa kepedulian kita terhadap permasalahan yang ada?.

Pada akhirnya buku akan mengetuk kesadaran kita untuk bersama-sama menjaga Indonesia beserta segenap isi. Membaca buku membuat manusia lebih mencintai tanah airnya. Maka, hal yang yang wajar jika orang akhirnya jatuh cinta pada buku. 

Buku akan memoderasi sikap diri dan pikiran kita (dok. pri).
Buku akan memoderasi sikap diri dan pikiran kita (dok. pri).
Membaca juga salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kualitas diri. Buku adalah gudang ilmu yang membebaskan manusia dari "kegelapan" akibat ketidaktahuan dan "kesesatan" berpikir. Mereka yang banyak "bicara" namun "kacau" cara berpikirnya barangkali karena kurang bergaul dengan buku.  Oleh karena itu, bacalah lebih banyak buku sebelum memulai banyak bicara. Buku akan memoderasi diri dan pikiran kita dari sikap "sok tahu" dan "sok benar".

Banyak orang "tahu" tapi tidak sama banyaknya dengan mereka yang bisa "memahami". Membaca buku membuat orang naik level dari hanya tahu menjadi lebih memahami. Buku mengantar pembacanya menjemput pengetahuan, kebenaran, sekaligus kemanusiaan.

Seperti "sumber gizi" yang esensial, bagi saya membaca buku bukanlah aktivitas mengeja aksara.  Lebih dari itu, membaca buku adalah ikhtiar untuk menghadirkan kehidupan bersama yang lebih baik.

*cerita sebelumnya: 9 Kali ke Gramedia di 3 Kota Demia Sebuah Buku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun