Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

9 Kali ke Gramedia di 3 Kota Demi Buku "Mahal" Ini

17 Mei 2017   09:17 Diperbarui: 17 Mei 2017   09:50 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhirnya buku "10 Tahun Setelah Chrisye Pergi" ini terpajang di TB. Gramedia Yogyakarta setelah sebulan diterbitkan (dok. pri).

Berapa kali kamu ke toko buku dalam sebulan terakhir? Jika pertanyaan itu ditujukan ke saya, jawabannya sembilan kali. Sebanyak itulah saya bolak-balik Toko Buku Gramedia di tiga kota sejak awal April hingga awal Mei 2017 hanya demi sebuah buku. Masih ditambah dengan berulang kali menanyakan ketersedian buku ini lewat akun instagram penerbit dan sejumlah TB Gramedia luar kota. Terakhir saya menanyakan langsung kepada sang penulis/penyusunnya, juga melalui instagram.

Toko buku yang pertama kali saya datangi untuk mendapatkan buku ini adalah TB Gramedia Sudirman Yogyakarta. Setiap kali bertanya kepada customer service saya selalu menunjukkan foto sampul bukunya dengan merujuk pada akun instagram BIP Gramedia untuk menyakinkan petugas toko bahwa buku tersebut sudah beredar di Jakarta dan beberapa kota lain sejak awal April. Tapi customer service mengabarkan buku itu belum ada di tokonya. Pramuniaga yang biasa berjaha di sekitar rak buku dan komputer penelusuran juga mengatakan belum melihat buku tersebut.

Suatu kali ketika saya datang lagi, petugas customer service merasa penasaran ketika mengetahui buku ini belum ada di toko padahal sudah hampir 2 minggu beredar di TB Gramedia di Jakarta, Bali, dan Palembang. Menurutnya biasanya buku baru tidak terlalu lama untuk sampai di jaringan TB Gramedia. Apalagi Yogyakarta merupakan kota besar dan TB Gramedia Sudirman merupakan yang terbesar di DIY. 

Petugas itu sampai meninggalkan mejanya dan ikut mencari langsung buku yang saya maksud di rak-rak utama seperti rak new release dan hobby.  Ia juga memanggil rekannya yang lain untuk memastikan ada tidaknya buku yang saya cari di stock mereka. Untuk pelayanan ini saya berterima kasih banyak kepada petugas TB Gramedia Sudirman Yogyakarta karena telah membantu mencari buku yang saya mau. Sayangnya buku ini memang benar-benar belum ada di sana. Saya pun kembali meninggalkan TB Gramedia tanpa mendapatkan apa yang saya cari.

Beberapa waktu kemudian, sang penyusunnya mengabarkan melalui balasan atas pertanyaan saya di intagram. Ia mengatakan bahwa menurut penerbit, ada jeda waktu sekitar satu minggu untuk buku tersebut dapat dijumpai di luar Jakarta. Jawaban ini memberi harapan meski saya merasa informasi ini kurang valid karena  saat itu beberapa TB Gramedia di luar Jawa sudah mengumumkan buku tersebut tersedia di tokonya.

Selang beberapa hari setelah berganti minggu, saya datang lagi ke TB Gramedia Sudirman dengan harapan buku tersebut sudah terpajang di etalase new release atau rak-rak lainnya. Saya benar-benar ingin memiliki buku itu.

Tapi saya harus kembali bersabar. Untuk kesekian kalinya saya tidak menjumpai buku itu di rak manapun. Saat menelusuri ketersediaan buku melalui komputer penelusuran, informasi yang muncul malah menyebutkan stock buku tersebut “NOL”. 

Lagi-lagi saya meninggalkan TB Gramedia dengan tangan kosong. Selain semakin penasaran dengan isi buku tersebut, saya juga penasaran dengan stock buku yang dinyatakan “NOL”. Mengapa buku yang baru sekitar dua minggu dirilis sudah tak tersisa?. Apakah buku ini telah habis di gudang penerbit atau hanya habis di TB Gramedia Sudirman Yogyakarta yang saya datangi?. Sementara itu di Gramedia on line buku tersebut masih bisa dipesan. Artinya stock sebenarnya masih ada kan? Atau jangan-jangan stock yang ada dari penerbit hanya didistribusikan ke beberapa TB Gramedia saja?.

Beberapa hari kemudian, penerbit buku membalas pertanyaan saya di instagram. Isi jawabannya menyebutkan bahwa buku tersebut dicetak terbatas sehingga tidak bisa tersedia di sejumlah TB Gramedia. 

Kecewa. Saat itu saya merasa kecewa untuk dua hal sekaligus. Pertama karena tidak bisa segera mendapatkan buku ini. Meski bisa dipesan secara online tapi saya ingin membelinya secara langsung dan menyentuh sampulnya sesegera mungkin. Kedua karena informasi dari penerbit tentang buku ini menurut saya tidak lengkap dan kurang akurat. Sejak awal April buku ini diumumkan sudah dapat dibeli di seluruh TB Gramedia. Tapi kemudian ada keterangan lain bahwa buku ini akan lebih lambat dijumpai di beberapa toko. Lalu ditambahkan lagi bahwa tidak semua TB Gramedia bisa menjual buku ini karena stock terbatas. Sayangnya, keterangan-keterangan itu baru diberitahukan saat ditanyakan oleh calon pembeli.

Gagal mendapatkan buku incaran tak membuat saya mengalihkan sasaran ke judul yang lain. Pokoknya sebelum saya memegang buku itu saya tidak akan membeli buku berikutnya. Saya  tetap menyimpan harapan dalam beberapa hari atau mingggu ke depan sudah bisa memilikinya.

Pertengahan April saat bepergian ke Solo, saya menyempatkan dua kali ke TB Gramedia Slamet Riyadi. Dalam dua kali kesempatan itu saya mendapati kenyataan yang sama. Buku yang saya cari tak ada di toko. Seorang pramuniaga sempat membantu saya mencarikannya berbekal foto sampul yang saya tunjukkan. Ia mengetikkan judulnya di komputer, tapi tidak dijumpai. Karena membaca informasi di akun penerbit bahwa buku itu sudah bisa dibeli di TB Gramedia sejak awal April, ia berinisiatif mencarinya secara manual dengan menelusuri beberapa rak. Tapi usaha itu tetap tak membuahkan hasil. Buku yang yang saya cari belum tersedia.

Sepulang dari Solo, saya kembali mendatangi TB Gramedia Sudirman Yogyakarta. Hasilnya nol. Lalu saya mencari informasi ke TB Gramedia JCM Yogyakarta dan TB Gramedia Pemuda Semarang. Lewat akun instagramnya, kedua TB Gramedia tersebut juga memberitahukan bahwa buku yang saya cari tidak ada. Kali ini saya mulai geregatan karena pada saat yang sama buku itu sudah dan masih ada di beberapa TB Gramedia di daerah lain.

Hingga akhir April saya masih belum mendapatkan buku ini. Saat mengisi long weekend di Purwokerto saya sengaja ke Rita Supermall hanya untuk mendatangi TB Gramedia di sana. Kebetulan TB Gramedia tersebut termasuk yang paling anyar di Indonesia karena Rita Supermall juga baru dibuka. Dalam perjalanan menuju ke sana terbayang kegembiraan seandainya saya bisa mendapatkan buku ini.

Tapi ternyata harapan itu masih sebatas angan-angan. Satu jam berada di TB Gramedia Rita Supermall, menyisir setiap rak setelah mencoba mencarinya di komputer, saya tak juga melihat sampul bukunya.

Bulan April berlalu. Sudah delapan kali saya bolak-balik ke TB Gramedia hanya untuk mendapatkan sebuah buku. Mulai dari Yogyakarta, lalu ke Solo, kembali lagi ke Yogyakarta, terus ke Purwokerto, tanpa mendapatkan apa yang saya cari. Barangkali ini “rekor” terbanyak saya berkunjung ke toko buku selama sebulan. 

Namun, sepertinya Tuhan mengetahui ada seorang manusia yang berulang kali ke toko buku tapi selalu pulang dengan raut muka yang menyimpan kecewa. Mungkin juga Tuhan mendengar lirih hati saya yang benar-benar ingin memiliki buku ini.

Rabu, 3 Mei 2017 saya menginjak lagi lantai TB Gramedia Sudirman Yogyakarta. Masih membawa harapan yang sama. Selama sekitar 20 menit saya menyisir etalase buku-buku  baru, unggulan, non fiksi, dan hobby. Hasilnya nihil. Saya kemudian melangkah mendekat ke komputer penelusuran. Mengetikkan kata kunci yang sama seperti sebelumnya ketika saya  berulang kali mencari buku ini dan mendapatkan stock Nol. 

Ada! Lima belas!. Betapa mata saya langsung berbinar mendapati angka 15 di kolom stock. Apakah itu artinya buku yang saya cari sudah ada di toko ini?. Tapi saya tak butuh jawabannya dari siapapun saat itu. Saya tak mendatangi customer service atau petugas lainnya untuk memastikan bahwa apa yang saya cari benar-benar sudah ada. Hati saya terlanjur gembira melihat ada stock 15. 

Akhirnya buku "10 Tahun Setelah Chrisye Pergi" ini terpajang di TB. Gramedia Yogyakarta setelah sebulan diterbitkan (dok. pri).
Akhirnya buku "10 Tahun Setelah Chrisye Pergi" ini terpajang di TB. Gramedia Yogyakarta setelah sebulan diterbitkan (dok. pri).
Dengan perasaan yang tidak sabar saya kembali menyisir rak-rak buku, termasuk etalase yang sudah saya periksa sebelumnya, siapa tahu mata saya melewatkannya. Dan, di ujung rak buku-buku sosial, di antara etalase buku fiksi dan buku biografi/tokoh, sampul hitam dari buku berukuran besar membesarkan hati saya. Apa yang saya cari selama sebulan terakhir ada di depan mata. 

Begitu senangnya hati saya melihat buku ini, sehingga dalam 5 menit saya berulang kali membolak-balik sampulnya hanya demi memuaskan perasaan dan memastikan bahwa saya benar-benar sudah memegangnya secara langsung. 

Hari itu, pada kedatangan saya yang kesembilan ke TB Gramedia dalam jangka waktu sebulan, saya mendapatkan buku ini. Judulnya “10 Tahun Setelah Chrisye Pergi” yang disusun oleh seorang penggemar fanatik Chrisye, yaitu Ferry M Baldan. Ia adalah mantan politisi Nasdem yang juga mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang. Buku bersampul hitam dengan dimensi yang lumayan besar dan tebal ini diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia. 

Saat pertama kali mengetahui buku ini diterbitkan akhir Maret 2017, hati saya langsung menginginkannya. Apakah karena kebetulan penulisnya juga seorang penggemar KAHITNA seperti saya?. Kenyataannya Ferry M Baldan memang salah satu supporter KAHITNA. Namanya bahkan tertulis di sampul album KAHITNA. 

Tapi bukan itu yang membuat saya sangat menginginkan buku ini sejak awal. Bagi saya “10 Tahun Setelah Chrisye Pergi” adalah karya “mahal” yang perlu dimiliki. Bukan semata-mata harganya yang Rp175.000, tapi karena ini merupakan dokumentasi eksklusif tentang seorang legenda besar di jagad musik Indonesia yang disusun oleh seorang penggemar setianya. Sekaligus, memperlihatkan bagaimana sang legenda benar-benar dimiliki dan dicintai oleh masyarakat Indonesia.

Saya tak menyesal harus mendatangi TB Gramedia sebanyak 9 kali, di 3 kota berbeda, demi buku ini.  Mungkin karena saya sudah jatuh cinta dengan buku, selain kagum pada Chrisye. Selamat Hari Buku Nasional, 17 Mei!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun