Warung tenda beratapkan terpal yang menjajakan mie ayam ini bernama Tunggal Rasa. Namun, belakangan ada label tambahan yakni Kobar Jaya. Jadilah dalam spanduk merah yang terbentang terangkai nama panjangnya “Mie Ayam Tunggal Rasa Kobar Jaya”.
“Kobar” adalah singkatan dari Kotabaru karena lokasi berjualannya berada di daerah Kotabaru, Kota Yogyakarta. Alamat tepatnya di Jalan Serma Taruna Ramli, berdampingan dengan SD Ungaran Kotabaru. Sementara “Jaya” barangkali menyiratkan harapan agar semakin berjaya meski sejak dulu tempat ini sebenarnya telah menjadi idola para pecinta mie di Yogyakarta. Setiap hari, terutama di jam makan siang, hampir tak ada kursi kosong tersisa. Penjualnya sampai perlu menggelar beberapa tikar di trotoar di seberang jalan.
Sudah empat kali saya jajan mie ayam ini. Terakhir pada Senin (6/3/2017) siang kemarin. Jika sebelumnya saya sering datang di atas pukul 12.00, kali ini saya berkunjung lebih awal, yaitu pukul 10.30. Selain karena pagi harinya belum sempat sarapan, lidah saya juga sedang ingin bersentuhan dengan mie ayam setelah lumayan lama tidak menyantapnya.
Saat itu suasananya belum terlalu ramai. Namun, pembeli yang datang juga tidak sedikit. Ada belasan orang yang sudah mampir selama sekitar 30 menit saya di sana. Sebentar lagi tempat ini pasti akan penuh tatkala para pelanggannya datang menyerbu untuk istirahat makan siang. Mie ayam ini banyak didatangi oleh mahasiswa, pelajar, dan karyawan dari beberapa kantor yang ada di Kotabaru.
Meski harganya murah, rasa dan sajian mie ayam yang dihidangkan cukup istimewa. Buktinya ada banyak lidah yang terpikat dan susah move on sejak pertama kali mencecapnya.
Tempat ini menawarkan dua jenis utama mie ayam berdasarkan mie yang digunakan, yaitu mie putih dan mie hijau. Masing-masing terdiri dari beberapa varian menurut isian dan pelengkapnya, yaitu potongan daging ayam, ceker ayam, kepala ayam, atau bakso. Porsi mie juga bisa dipesan dalam ukuran standar atau jumbo.
Dari semua pilihan yang ada, mie ayam hijau adalah yang paling istimewa dan menjadi signature dish Mie Ayam Tunggal Rasa. Di salah satu spanduknya nama Mie Ayam Hijau dicetak paling besar. Mie ayam hijau pula yang selalu saya pilih setiap kali berkunjung ke tempat ini.
Mie ayam hijau ini semakin istimewa karena bisa dipesan dengan wadah yang bisa dimakan. Mangkuk yang mewadahi mie bisa dimakan karena berupa kerupuk pangsit goreng yang bentuknya cekung.
Mie ayam hijau porsi standar dengan mangkuk yang bisa dimakan ini adalah varian nomor 11 yang harganya hanya Rp10000. Saat dihidangkan tampilannya langsung mengundang selera. Mie hijau, daun sawi rebus, kulit pangsit rebus, dan potongan daging ayam diletakkan di atas mangkuk pangsit goreng. Semua isian tersebut disiram dengan kuah panas. Tak perlu khawatir kuahnya akan meresap dan tumpah karena mangkuk pangsit gorengnya juga dilapisi mangkuk plastik yang tebal di bagian bawah.
Pewarna alami dari daun bayam membuat tampilan mie sangat menarik. Bintik-bintik hijau dari daun bayam bertebaran di permukaan mie. Mie hijau ini memiliki tekstur yang agak kaku, padat dan kenyal. Tapi saat digigit terasa lembut. Ada jejak rasa yang unik terlacak di lidah. Sedangkan kulit pangsit rebusnya berupa lembaran-lembaran yang agak tebal. Rasanya cenderung tawar. Mangkuk pangsit gorengnya sebaiknya segera dimakan selagi masih renyah dan belum hancur karena terendam oleh kuah.
Potongan daging ayamnya berlumur kecap dengan jejak rasa manis dan gurih. Kuahnya juga bercita rasa manis sehingga secara umum mie ayam ini menonjolkan rasa khas dapur Yogyakarta. Oleh karena itu, bagi pemilik lidah yang kurang puas dengan rasa manis, sebaiknya menambahkan acar dan daun bawang agak banyak. Acarnya terdiri dari irisan mentimun, wortel, bawang merah, dan bawang putih. Rasanya cukup segar dan menerbitkan sensasi gurih yang kuat. Cukup pas untuk mengimbangi rasa manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H