Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jajan di Malang, Mencicipi "Lumpur Kentang" yang Nikmat di Pasar Oro-oro Dowo

7 Januari 2017   08:44 Diperbarui: 7 Januari 2017   12:30 4468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu (17/12/2016) pagi itu udara Kota Malang terasa sejuk. Meski masih sedikit basah dan dingin karena gerimis yang mengguyur malam sebelumnya, tapi kaki saya terus melangkah. Setelah sarapan di daerah Klojen, saya beranjak menuju daerah Oro-oro Dowo. Tujuannya adalah melihat Pasar Oro-oro Dowo yang belum lama diresmikan.

Tak ada rencana khusus di pasar tersebut selain melihat-lihat wujud dan suasana pasar. Rencananya sayapun hanya sebentar di sana. Namun, apa boleh buat saya justru bertahan agak lama di dalamnya. Sebuah tempat berjualan yang tepat menghadap pintu masuk pasar menarik perhatian saya. Meski tempatnya kecil namun beberapa orang silih berganti berdatangan. Sebentar mereka duduk lalu pergi sambil membawa kotak bungkusan.

Wangi yang tercium dari tempat itu akhirnya menarik saya untuk bertandang. Setelah melihat sebuah spanduk kecil di dindingnya saya malah semakin penasaran. “Lumpur Kentang Wolak-Walik”. Apa gerangan jajanan ini?.

Gerai Lumpur Kentang Wolak-Walik milik Mba Vera di Pasar Oro-oro Dowo (dok. pribadi).
Gerai Lumpur Kentang Wolak-Walik milik Mba Vera di Pasar Oro-oro Dowo (dok. pribadi).
Pembeli yang menunggu kue lumpur kentang pesanannya dibuat (dok. pribadi).
Pembeli yang menunggu kue lumpur kentang pesanannya dibuat (dok. pribadi).
Ternyata “Lumpur Kentang Wolak-Walik” adalah kue lumpur. Pembuat sekaligus penjualnya adalah seorang ibu muda bernama Vera. Ia lalu menceritakan sedikit kisah kue lumpur buatannya itu.

Sepintas Lumpur Kentang tak berbeda dengan kue lumpur lainnya. Namun, ibu dua anak itu menjelaskan kalau kue lumpur buatannya menggunakan lebih banyak kentang sebagai bahan utama adonannya yang juga terdiri dari tepung terigu, gula, telur dan mentega. Adonan tersebut lalu diaduk hingga benar-benar halus.

Lumpur Kentang Wolak-Walik baru dibuat saat ada pembeli yang memesan sehingga selalu hangat. Tidak butuh waktu lama untuk mematangkan adonan hingga Lumpur Kentang siap dinikmati.

Mula-mula adonan dituang dan dicetak di dalam loyang. Toping berupa kismis, keju atau kelapa bisa ditambahkan sesuai keinginan pembeli. Setelah kurang lebih 3 menit, lumpur kentang diangkat dari loyang. Tapi pembuatannya belum selesai. Lumpur Kentang kemudian dipindahkan di wajan datar untuk mematangkan sisi sebaliknya. Karena proses pematangan dua kali untuk kedua sisinya secara bolak-balik inilah nama “Wolak Walik” ditambahkan.

Menuang adonan lumpur kentang ke cetakan loyang (dok. pribadi).
Menuang adonan lumpur kentang ke cetakan loyang (dok. pribadi).
Lumpur Kentang Wolak-Walik diberi toping (dok. pribadi).
Lumpur Kentang Wolak-Walik diberi toping (dok. pribadi).
Lumpur Kentang Wolak-Walik yang sudah jadi  terlihat eksotis dan begitu mengundang selera. Warna kuning terang dengan jejak gosong di kedua sisinya serta aroma wangi adalah perpaduan yang memikat mata sekaligus indera penciuman. Ukurannya lebih tebal dibanding kue lumpur lain pada umumnya. 
Setelah dicetak di loyang, Lumpur Kentang dimatangkan di wajan datar untuk mematangkan kedua sisinya (dok. pribadi).
Setelah dicetak di loyang, Lumpur Kentang dimatangkan di wajan datar untuk mematangkan kedua sisinya (dok. pribadi).
Saya pun mencicipinya selagi masih hangat. Sisi luarnya yang kering menjadi tester yang pas sebelum lidah menyentuh bagian dalamnya yang masih agak lumer khas kue lumpur. Teksturnya lembut dan memuaskan penggemar manis. Tapi tak cepat membuat bosan karena menurut saya masih dalam takaran yang pas. Dinikmati saat masih hangat membuat rasanya lebih menggigit di lidah.

Harga Rp4000 untuk satu buah Lumpur Kentang Wolak-Walik sesuai dengan kenikmatannya. Pantas saja jika beberapa pembeli yang jajan pagi itu memesannya dalam jumlah banyak untuk dibawa pulang. 

Lumpur Kentang Wolak-Walik dengan toping kismis. Rasanya manis dan harum, tekstur kering di bagian luar berpadu dengan bagian dalamnya yang lembut dan lumer (dok. pribadi).
Lumpur Kentang Wolak-Walik dengan toping kismis. Rasanya manis dan harum, tekstur kering di bagian luar berpadu dengan bagian dalamnya yang lembut dan lumer (dok. pribadi).
Selain Lumpur Kentang, Mba Vera juga menjual tahu bakso dan lemper yang semuanya dibuatnya sendiri. Ia mengaku memang hobi memasak dan membuat jajanan terutama kue. Lumpur Kentang adalah resepnya yang paling sukses. Sejak 2012 ia pun mulai menerima pesanan di rumahnya. 

Ia juga berjualan saat Car Free Day di Jalan Ijen Malang setiap hari Minggu. Kemudian mulai Agustus 2016, dengan dibantu oleh adik dan tantenya, ia memutuskan membuka gerai sederhana di Pasar Oro-oro Dowo. Lumpur Kentang ini pun layak dicicipi atau dijadikan jajanan bekal berkeliling menikmati kota Malang yang teduh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun