Helmi, seorang mahasiswa luar kota yang sedang menempuh pendidikan Ilmu Ekonomi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Seperti perantau lainnya, menjelang lebaran ia pun menjalankan tradisi pulang ke kampung halaman. Tahun ini menjadi pengalaman kedua baginya mudik sebagai mahasiswa.
Mahasiswa semester 4 itu mudik menggunakan sepeda motor, hal yang juga sudah dilakukannya setahun kemarin. Helmi punya alasan memilih moda transportasi roda dua sebagai kendaraan mudik. Selain sudah terbiasa mengendarai motor, ia menganggap waktu perjalanan mudik ke kampung halamannya di Purbalingga melalui jalur selatan Jawa Tengah-DIY tidak terlalu lama, hanya sekitar 6 jam dalam kondisi lalu lintas padat.
Helmi juga mengaku lebih fleksibel mudik menggunakan sepeda motor karena bisa berangkat kapan saja. Tahun ini ia melakukan perjalanan mudik setelah sahur dengan pertimbangan lalu lintas belum terlalu ramai dan menghindari cuaca terik atau hujan yang biasa terjadi di siang dan sore hari.
Resiko Tinggi
Helmi hanyalah satu dari jutaan pemudik sepeda motor yang sudah menjadi fenomena tahunan di Indonesia setiap lebaran. Kementerian Perhubungan RI mencatat ada lebih dari 2,5 juta pemudik motor pada 2015. Sementara pada 2016 jumlahnya diprediksi meningkat hingga 50% menjadi 5,6 juta.
Pertimbangan Helmi mudik dengan sepeda motor tidak jauh berbeda dengan para pemudik motor lainnya. Selain yang sudah disebutkan di atas, alasan klasik pemudik memilih menggunakan motor adalah agar ada fasilitas kendaraan untuk bepergian saat di kampung halaman. Selain itu, biaya mudik dengan motor bisa ditekan lebih murah dibanding membeli tiket moda transportasi lainnya.
Pemudik yang menggunakan sepeda motor juga menanggung resiko keselamatan yang besar. Kelelahan dan gangguan kesehatan mengintai pemudik karena perjalanan biasanya dilakukan saat masih berpuasa. Ditambah kondisi lalu lintas yang ramaidan kecenderungan untuk ingin segera sampai ke tujuan membuat pemudik motor sering mengalami kecelakaan.
Data Korlantas Polri menunjukkan meskijumlah kecelakaan pada musim mudik 2015 menunjukkan penurunan sebesar 21,5% dari tahun sebelumnya, namun jumlah kecelakaan yang melibatkan pemudik motormasih cukup banyak. Sebanyak 2.505 sepeda motor terlibat kecelakaan pada H-7 hingga H+7 lebaran 2015. Tingkat keparahan kecelakaan pemudik motor juga cukup tinggi.
Mudik Gratis untuk Mahasiswa
Satu-satunya cara mudik aman bagi pemudik motor adalah dengan tidak memaksakan diri menggunakan sepeda. Oleh karena itu, untuk mengurangi jumlah pemudik motor sekaligus menekan peristiwa kecelakaan dan jumlah pemudik yang menjadi korban, program mudik gratis terus digencarkan dari tahun ke tahun. Penyelenggaranya terdiri dari perusahaan swasta, BUMN hinggaKementerian Perhubungan yang memulangkan pemudik dengan bis, kereta api, kapal laut maupun pesawat terbang. Pada 2016 Kementerian Perhubungan meningkatkan kuota mudik gratis bagi pengguna sepeda motor menjadi sebanyak 27.834 kendaraan.