Suasana pertemuan antara Kompasianer Jogja (Kjog) dan P2EB UGM yang berlangsung pada Sabtu (30/4/2016) lalu. Dok. pri.
Mungkin agak kurang pas mendikotomi blogger dan akademisi di saat banyak akademisi/peneliti yang saat ini juga menjalankan misi sebagai seorang blogger. Demikian juga tidak sedikit blogger yang masuk ke kampus atau sekolah-sekolah untuk memberikan pengajaran secara profesional. Tapi kali ini dikotomi tersebut saya gunakan untuk menggambarkan kolaborasi antara Kompasianer Jogja (KJog) dengan Lembaga Penelitian dan Pelatihan Ekonomidan Bisnis (P2EB), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dalam sebulan terakhir, sudah dua kali KJog manghadiri diskusi atas undangan P2EB UGM. Diskusi pertama kompasianer di Pertamina Tower kampus FEB UGM berlangsung pada 9 April 2016. Saat itu tema yang diangkat adalah realokasi subsidi BBM. Selanjutnya pada 30 April 2016 KJog kembali duduk bersama P2EB membicarakan tema korupsi dengan pemaparan data yang mengejutkan sekaligus memprihatinkan. Korupsi yang menjangkiti Indonesia ternyata tak lagi sekadar penyakit, melainkan wabah yang dampak mematikannya jauh lebih besar dari angka-angka eksplisit yang selama ini diungkap. Data serta kesimpulan diskusi tersebut akan ditulis oleh KJog pada beberapa hari ke depan.
Tradisi diskusi sudah menjadi bagian darikehidupan di lingkungan akademik, terutama di kampus perguruan tinggi. Berbagi dan sosialiasi hasil penelitian menjadi agenda rutin yang digelar oleh paradosen, peneliti dan mahasiswa. Tak hanya melalui kegiatan seminar, pemaparan hasil penelitian atau kajian di lingkungan kampus juga sering digelar secara swadaya dan spontan oleh kelompok mahasiswa atau peneliti melalui diskusi santai.
Namun, apa yang dilakukan P2EB UGM dengan menggandeng KJog dalam kapasitas sebagai komunitas blogger boleh jadi terbilang langka. Secara individu memang ada akademisi serta peneliti yang memaparkan hasil-hasil penelitian dan kajiannya ke dalam media blog masing-masing. Tapiforum bersama antara kedua entitas ini mungkin belum banyak tercipta.
Oleh karena itu, kolaborasi antara P2EB UGMdengan Kjog pantas disambut positif. Kegiatan inipun bukan tanpa maksud dan tujuan. Bagi akademisi/peneliti, forum pertemuan ini menjadi jembatan untuk melakukan sosialisasi sekaligus edukasi kepada masyarakat mengenai permasalahan yang selama ini kurang mendapat perhatian.
Seperti diketahui bersama, selama ini akademisi/peneliti kerap menemui keterbatasan ruang dan media dalam menjelaskan hasil kajian mereka ke publik. Media publikasi seperti jurnal dan seminar masih menjadi ruang antar sesama mereka. Padahal data dan fakta hasil penelitian jugaperlu diketahui publik untuk membangkitkan kesadaran bersama. Contohnya dalam hal korupsi, edukasi sangat penting agar masyarakat mau bergerak secara kolosal melakukan perlawanan terhadap korupsi dan koruptor.
Seperti disampaikan oleh Rimawan Pradiptyo,dosen dan peneliti P2EB UGM, bahwa akademisi dan peneliti memiliki banyak data.Tapi blogger dan netizen memiliki kata-kata yang lebih mengena dan menjangkau masyarakat. Oleh karena itu kolaborasi keduanya kini diperlukan. Apalagi, disaat yang sama upaya melibatkan mahasiswa ternyata kurang memuaskan. “Saya sudah coba melalui mahasiswa, tapi hasilnya kurang”, terang Rimawan.
Sementara itu, bagi Kjog ataupun blogger, forum ini membuka wawasan dan menambah pengetahuan baru. Harapannya mereka yang selama ini giat menulis fiksi, suka mengangkat tema budaya, lingkungan hidup, atau yang memposisikan diri sebagai citizen journalist, akan ikut menceritakan permasalahan-permasalahan di luar bidangnya. Dengan menulis berdasarkan data dan memiliki landasan pengetahuan, blogger dan netizen juga akan memberikan pengaruh positif yang lebih besar kepada lingkungan sekitar dibanding hanya sekadar melempar tuduhan atau asumsi penuh tebakan untuk menarik perhatian.
