Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merenda Jalan Pascatambang: Ubah Ketergantungan Jadi Kemandirian

7 Maret 2016   08:13 Diperbarui: 7 Maret 2016   08:22 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gulungan coconet yang siap digunakan, salah satunya untuk keperluan reklamasi di PTNNT."]

[/caption]

Adanya usaha coconet cukup dirasakan manfaatnya oleh para pekerja. Ibu Ani yang sejak 2003 menetap di Maluk baru setahun membuat coconet. Tapi penghasilan yang ia terima saat ini lebih baik dibanding saat masih menjadi buruh cuci. Hal serupa diakui oleh Ibu Sumarni. Ia bahkan sudah mulai membuat coconet sejak usaha ini baru didirikan. Bekerja di shift pagi, Ibu Sumarni bisa mengumpulkan Rp. 50.000-60.000 perhari. Para pekerja seperti Ibu Ani dan Ibu Sumarni menerima upah setiap bulan dengan jumlah yang dihitung berdasarkan produktivitas masing-masing. Setiap hari para pekerja mampu menghasilkan 25 jaring coconet. Rata-rata penghasilan yang diterima mereka antara 1,5-3 juta per bulan.

Awalnya untuk membuat coconet, usaha ini harus mendatangkan bahan baku serabut kelapa dari Yogyakarta. Namun kini bahan baku tersebut sudah bisa diperoleh dari Lombok Utara. Sebagian produk yang dihasilkan digunakan sebagai penyangga tanah dalam kegiatan reklamasi yang dilakukan PTNNT.

Masih berada di Maluk, ada tempat bernama Bank Sampah Lakmus (BSL) yang didirikan pada 12 Desember 2012. Tempat ini cukup unik karena menjadikan sampah sebagai inti usahanya. Berkembangnya daerah lingkar tambang diikuti dengan jumlah sampah yang dihasilkan masyarakatnya. Di sisi lain banyak jenis sampah yang layak dimanfaatkan kembali sehingga bisa mengurangi resiko pencemaran lingkungan sekaligus mendatangkan rupiah.Atas dasar itulah BSL mengajak masyarakat lingkar tambang untuk menangani dan mengumpulkan sampah-sampah yang masih bernilai ekonomi.

[caption caption="Sampah-sampah tiba di Bank Sampah Lakmus."]

[/caption]

[caption caption="Sampah kertas kiriman "nasabah" yang telah ditimbang di Bank Sampah Lakmus."]

[/caption]

Ada sekitar 710 “nasabah” dari sekitar lingkar tambang yang saat ini bergabung dan rutin mengumpulkan sampah ke bank ini. Sampah tersebut dipilih dan dipilah menurut jenisnya, seperti plastik, kertas, serta logam. Sampah yang terkumpul kemudian dihitung nilainya sebagai saldo tabungan milik nasabah.

Berton-ton sampah mampu dikumpulkan oleh BSL setiap bulan. Untuk mengajak lebih banyak masyarakat agar mau menangangi dan mengumpulkan sampah, sosialisasi dan edukasi secara aktif dilakukan melalui kegiatan posyandu dan PKK. Selain itu BSL juga mendatangi sekolah-sekolah untuk menanamkan kesadaran menangangi sampah kepada anak sejak dini.

Tidak hanya mendatangkan penghasilan tambahan bagi para nasabah, keberadaan Bank Sampah Lakmus juga menawarkan pilihan yang lebih baik bagi 5 orang pekerjanya. Salah satunya adalah Amin, pemuda asal Jereweh ini sudah bekerja selama 1,5 tahun di BSL. Setiap hari mulai jam 8 pagi dengan menggunakan sepeda motor ia berkeliling mengumpulkan sampah dari rumah nasabah. Jika dibandingkan pekerjaan sebelumnya sebagai buruh angkut batu, ia mengaku saat ini jauh lebih baik. Selain karena penghasilannya, bekerja “menjemput” sampah juga tidak terlalu berat.

[caption caption="Usaha produksi Virgin Coconut Oil yang belum lama dirintis di Jereweh, Sumbawa Barat."]

[/caption]

[caption caption="Pantai di Kertasari yang menjadi tempat pembudidayaan rumput laut."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun