Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membongkar Dapur Tambang Newmont di Batu Hijau, Sumbawa Barat

2 Maret 2016   09:27 Diperbarui: 4 April 2017   16:47 4945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Peserta Newmont bootcamp mengunjungi pabrik pengolahan PTNNT pada 16 Februari 2016."]

[/caption]

[caption caption="Mesin penggerus di pabrik pengolahan PTNNT. "]

[/caption]

[caption caption="Reagen flotasi yang digunakan PTNNT."]

[/caption]Di konsentrator batuan yang telah dicampur dengan air laut dihancurkan dengan 2 jenis mesin penggerus yaitu Semi Autogenous Mill (SAG Mill) dan Ball Mill hingga ukuran 250 mikron. Hasil penggerusan yang keluar dari ball mill berupa bubur bijih tembaga yang kemudian dipompa menuju tangki siklon. Bubur bijih tembaga selanjutnya dialirkan ke sel-sel flotasi untuk diambil mineral berharganya.

Proses flotasi berlangsung secara fisika dengan penambahan beberapa reagen yang berfungsi mengikat mineral berharga dan menstabilkan gelembung yang terbentuk dari pengadukan. Ketika gelembung udara naik, mineral berharga ikut terangkat ke permukaan. Mineral berharga berada dalam wujud seperti lumpur pasir dan disebut konsentrat. Sementara sisanya dengan kandungan mineral yang sangat rendah disebut tailing. Setiap hari konsentrator PTNNT mampu mengolah 140.000 ton batuan tambang dan menghasilkan 2000-4000 ton konsentrat.

[caption caption="Fasilitas flotasi di konsentrator PTNNT."]

[/caption]

[caption caption="Pengentalan konsentrat dengan mengganti air laut menggunakan air tawar."]

[/caption]Dari sel flotasi, konsentrat dialirkan ke tangki CCD (counter-current decantation). Di dalam tangki CCD kadar garam konsentrat diturunkan dengan membuang air laut. Pada saat yang sama konsentrat dikentalkan dengan mengalirkan air tawar secara berlawanan arah sebagai pengganti air laut. Konsentrat kemudian dikirim ke fasilitas filtrasi atau penyaringan di Benete. Di tempat ini konsentrat cair ditampung dalam tangki besar dan terus diaduk agar tidak mengendap. Konsentrat disaring untuk menurunkan kadar air menjadi 9-11%. Fasilitas penyaringan PTNNT mampu menyaring 9 ton konsentrat setiap 6 menit. Wujud konsentrat setelah disaring menyerupai bubuk atau pasir halus dengan kadar tembaga rata-rata 25%. Jika kualitasnya sangat bagus kadarnya bisa mencapai 30%. Dalam setiap 1 ton konsentrat juga terdapat 10 gram emas.

Setelah melalui proses penyaringan, konsentrat disimpan dalam gudang berkapasitas 80.000 ton untuk menunggu pengapalan. Setiap tahun sebanyak 20-23% total produksi konsentrat tembaga PTNNT dikirim ke pabrik peleburan (smelter) di Gresik, Jawa Timur. Sisanya dikirim ke smelter yang berada di luar negeri, seperti Jepang, Korea, dan India.

[caption caption="Konsentrat tembaga yang telah dikentalkan (dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Ban berjalan yang menghantarkan konsentrat dari fasilitas filtrasi ke gudang penyimpanan."]

[/caption]

[caption caption="Peserta Newmont Bootcamp V mengunjungi gudang konsentrator sebelum dikapalkan (dok. Budi/PTNNT)."]

[/caption]Selama berproduksi, PTNNT telah memberikan kontribusi lebih dari US$ 8,4 miliar bagi perekonomian lokal dan nasional. Sebanyak 69% pengeluaran PTNNT juga dilakukan di Indonesia. Sampai triwulan ke-2 2013 sebanyak US$3,1 milyar telah dibayarkan PTNNT untuk pajak & non-pajak ke pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, termasuk royalti. Lebih dari 5000 kontraktor lokal dan ratusan pemasok lokal juga terlibat dalam operasional PTNNT. Selain itu, PTNNT mampu menyerap ribuan karyawan yang 66,8% di antaranya berasal dari NTB, termasuk masyarakat lingkar tambang.

Tulisan sebelumnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun