Pak Miskun bukan satu-satunya yang mencoba berdaya di luar tambang. Di kampung Kertasari, Kecamatan Taliwang, tak jauh dari Sekongkang, Ade Maulana merintis usaha pembuatan dodol rumput laut. Kertasari memang suda lama menjadi daerah penghasil rumput laut. Di kampung pesisir ini hampir semua warganya membudidayakan rumput laut. Berkat pembinaan yang digagas oleh PTNNT dan pemerintah daerah, pembudidayaan rumput laut di Kertasari menjadi lebih berkembang.
Pilihan Ade untuk berwirausaha di usianya yang masih muda cukup menarik. Tekadnya untuk mandiri membuatnya mantap merintis usaha sendiri. Baru menamatkan pendidikannya dari Universitas Muhammadiyah Mataram jurusan Bahasa Indonesia beberapa waktu lalu, ia langsung membuat dodol rumput laut. Ia bahkan sudah mulai mencoba meramu resep dodol rumput laut sejak setahun sebelum lulus kuliah. “Di sini hasil rumput lautnya banyak, sayang kalau tidak diolah menjadi produk lain”, ujarnya menjelaskan alasan membuat dodol rumput laut. Apalagi, kedua orang tuanya juga pembudidaya rumput laut.
[caption caption="Ade Maulana, anak muda asal Kertasari yang memilih mandiri dengan membuat dodol rumput laut."]
Meski baru 3 bulan menjalankan usahanya, Ade sudah mempekerjakan 2 orang untuk membantunya memproduksi dodol. Setiap hari kedua pekerjanya mampu menghasilkan 60 kotak kecil dodol rumput laut dengan merk “Maulana”. Satu kotak berisi 6 potong dodol rumput laut dijualnya Rp 5000. Produk tersebut sementara masih dipasarkan ke daerah-daerah sekitar. Akan tetapi, dalam waktu dekat dodol rumput laut “Maulana” segera dipasarkan melalui sebuah jaringan minimarket. Melihat produk buatannya disambut baik, Adi pun juga berencana memasarkannya secara online.
[caption caption="Adi Maulana memproduksi dodol rumput laut dengan merk "Maulana"."]
[caption caption="Dodol rumput laut "Maulana" dipasarkan dengan harga Rp 5000/kotak."]
Lain dengan Ade dan Pak Miskun, ada Pak Ardi yang berusaha berkembang dengan berjualan ikan segar. Pak Ardi yang berasal dari Sumbawa Besar, telah merantau ke Maluk sejak tahun 1998. Sejak saat itu ia berjualan ikan di Pasar Maluk.
Akan tetapi, sejak pertengahan tahun 2015 ia memilih berkeliling dan meninggalkan lokasinya berjualan di pasar. Berkembangnya pemukiman di lingkar tambang Newmont mendorongnya untuk menjemput pembeli secara langsung dengan berkeliling. Setiap hari dengan sepeda motor dan sebuah box es berisi ikan segar ia mengitari Maluk, Kemuning dan desa lain di sekitarnya. “Di pasar tidak selalu ramai, tapi kalau keliling pasti banyak yang beli”, katanya.
[caption caption="Pak Ardi (dengan helm) memutuskan untuk berjualan ikan segar dengan berkeliling ke daerah-daerah lingkar tambang Newmont Nusa Tenggara."]
Pak Ardi mengambil ikan tangkapan nelayan yang hendak dijual pada pagi dan sore hari. Ia tak memilih jenis ikan tertentu karena menyesuikan dengan hasil tangkapan nelayan. Tetapi menurutnya yang paling laris adalah kakap dan kakap merah. Berkat keuletannya berjualan dari pagi hingga sore, Pak Ardi mampu menjual 40-50 kg ikan segar setiap hari. Sore itu saat ditemui sedang melayani pembeli di pinggir Jalan Desa Kemuning, Kecamatan Sekongkang, ia mengaku sudah menjual 47 kg ikan sepanjang hari.
[caption caption="Ikan kakap merah yang dijual Pak Ardi banyak disukai masyarakat di lingkar tambang."]