Kesesatan dan kekeliruan ini bisa dengan mudah dikoreksi oleh anak SMP dan SMA. Sehingga sangat disayangkan media justru melebih-lebihkan pemberitaannya dengan mengutip ketidakpahaman pengamat.
Tentang “rasa”
Jika ada yang meragukan keberadaan sianida di dalam minuman kopi Mirna berdasarkan kesan rasa yang berbeda dari beberapa orang yang mencicipi minuman tersebut, hal itu sangat mungkin terjadi.
Kesan rasa yang berbeda memang bisa terjadi. Namun bukan berarti meniadakan keberadaan suatu bahan kimia di dalamnya. Sebagai contoh, ada salah satu prosedur penelitian bernama uji sensori atau organoleptik. Uji ini dilakukan untuk mengetahui “rasa” bahan makanan atau minuman dari menurut beberapa orang yang menggunakan inderanya untuk menilai.
[caption caption="Umbi gadung yang beracun karena mengandung Sianida."]
Dalam hal bahan kimia yang sengaja dicampurkan ke dalam makanan atau minuman, sifat bahan tersebut dan apa yang menjadi pencampurnya berpengaruh terhadap kesan rasa. Masalah waktu juga dapat menyebabkan perbedaan itu. Banyak orang tahu jika minuman panas bisa berubah rasanya ketika dingin. Minuman yang dingin juga berbeda kesan rasanya jika terlalu lama dibiarkan. Apalagi jika dicampur dengan bahan lainnya.
Sekilas tentang Sianida dan mendapatkan bahan kimia di Indonesia.
Pengamat yang menyebutkan bahwa hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkan 15 gram sianida karena bahan ini bersifat eksklusif, dijual on line dengan mendaftarkan data diri secara lengkap, mungkin hanya membaca teori tentang bahan beracun berbahaya (B3) tanpa pernah membeli dan menggunakan bahan kimia.
Bahan kimia, apalagi B3, seharusnya memang tidak dijual secara bebas dan luas. Akan tetapi, ada celah yang bisa dimanfaatkan akibat rendahnya pengawasan peredaran dan penggunaan bahan kimia di Indonesia. Peredaran bahan kimia secara on-line justru lebih rawan disalahgunakan dan sulit diawasi. Sementara ada toko bahan kimia meski menyebutkan tidak “menjual” bahan kimia tertentu, bukan berarti mereka tidak bisa “menyediakannya”. Toko bahan kimia umumnya memiliki katalog lengkap bahan kimia dari distributor tertentu. Mereka bisa mengusahakan untuk memesankan secara khusus bahan-bahan kimia itu.
Celah lainnya adalah kecenderungan beberapa toko bahan kimia dan perlengkapan laboratorium terutama yang berada di sekitar kampus dalam melayani pembelian. Toko-toko itu kerap percaya begitu saja bahwa mereka yang membeli/memesan adalah warga kampus yang akan menggunakannya untuk penelitian.