Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mendefinisikan Keindahan Desa

29 Oktober 2015   12:02 Diperbarui: 29 Oktober 2015   12:14 2474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pemandangan di depan rumah kakek di desa."][/caption]

Ada satu tempat yang selama ini selalu membuat saya jatuh hati. Tempat itu adalah desa dan desa tempat tinggal kakek selalu mengesankan serta menenangkan untuk dikunjungi. Desa tempat tinggal kakek bernama Tanjungan yang berada di selatan kota Klaten, Jawa Tengah. Desa tersebut dapat dicapai kurang dari 1 jam perjalanan dari Kota Yogyakarta. Suasana khas pedesaan dan kehidupan masyarakat yang kental dengan kearifan lokal cukup terasa di sini. Satu hal yang membuat jatuh hati adalah pemandangan dan bentang alamnya yang mempesona. Sederhana namun penuh keindahan.

[caption caption="Sawah, ladang, langit biru dan sebuah jalan desa."]

[/caption]

Di desa ini banyak rumah penduduk yang menghadap langsung ke sawah dan ladang. Saat membuka pintu dan jendela rumah siapapun segera bisa menatap pemandangan indah yang telanjang tanpa halangan. Sebuah jalan desa yang tak terlalu lebar membelah sawah dan ladang. Saat cuaca cerah langit di atasnya terlihat sangat biru. Melihat komposisi sawah, ladang, jalan dan langit yang memayunginya, kita segera akan teringat pemandangan yang sering kita tiru saat pelajaran menggambar di waktu TK atau SD dulu.

[caption caption="Sepeda milik petani di pinggir sawah."]

[/caption]

Suasana desa ini relatif tenang dan tak banyak kendaraan yang lalu lalang kecuali anak-anak yang mengayuh sepeda untuk pergi ke sekolah atau bermain sepulangnya. Penduduk menggunakan sepeda atau sepeda motor hanya untuk ke sawah dan menuju pasar di pagi hari. Oleh karena itu sepeda dan sepeda motor mereka lebih sering memboncengkan karung-karung berisi rumput, benih padi, atau bekal berladang. Di sawah sepeda atau sepeda motor itu diletakkan begitu saja di tepi jalan seolah tak khawatir akan hilang.

[caption caption="Hamparan sawah padi."]

[/caption]

Sawah di desa   sangat luas. Menatap ke arah kejauhan terlihat deretan bukit yang seolah-olah memagari sawah. Untuk melihat ujung sawah kita perlu berjalan menyusurinya. Sawah-sawahnya dipenuhi padi yang meninggi yang warna hijaunya menyejukan mata. Ujung-ujung daunnya yang meruncing bergoyang tertiup semilir angin musim kemarau. Sebagian sawah itu digarap oleh pemiliknya sendiri. Namun, ada juga sawah yang ditanami dan dirawat oleh penduduk setempat yang bekerja kepada penduduk lainnya sebagai pemilik sawah.

[caption caption="Buah Oyong dari ladang di pinggir sawah."]

[/caption]

Selain sawah, ladang di desa juga menyenangkan untuk disusuri meski tidak terlalu luas. Sayuran yang banyak ditanam adalah kacang panjang dan oyong. Di atas ladang dibuat para-para dari bilah bambu yang ditancapkan agar sayuran-sayuran tumbuh merambat secara teratur. Karena letak ladang biasanya ada di pinggir sawah, maka saat sayuran berbuah kita pun bisa dengan mudah meraih polong kacang panjang atau buah oyong yang menggantung. Sayuran itu terlihat segar sehingga menyenangkan untuk dilihat berlama-lama.

[caption caption="Kuning di tengah lebatnya hijau."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun