Tantangan lain adalah sifat pewarna alami yang mudah rusak oleh suhu tinggi sehingga banyak batik warna alam tidak disarankan untuk diseterika secara langsung. Pewarnaan dengan zat warna alam juga membutuhkan waktu lebih lama karena untuk optimalisasi penyerapan warna kain perlu dicelupkan beberapa kali.
[caption caption="Batik-batik berwarna coklat hasil zat warna alam sedang dijemur."]
Meskipun demikian, pewarna alami untuk batik adalah bukti bahwa alam Indonesia telah memberikan segalanya. Saat ini lebih dari 150 jenis tumbuhan yang diketahui menghasilkan pewarna alami. Warna yang dihasilkan merah, biru, kuning, coklat, jingga, hingga nila.
Jumlah pewarna alami dapat terus bertambah karena masih banyak jenis tumbuhan yang belum digali potensinya. Dengan kata lain negeri ini tak hanya kaya akan budaya, tetapi juga berlimpah sumber daya alam yang mendukung lahir dan berkembangnya keunikan-keunikan produk budaya, salah satunya batik.
Semua foto adalah dokumentasi pribadi.
Cerita sebelumnya: Membuat Batik di Peringatan Yogyakarta Kota Batik Dunia (HBN 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H