Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

300 Pelukis Berekspresi Melukis di Nol Kilometer Yogyakarta

4 Oktober 2015   06:57 Diperbarui: 4 Oktober 2015   11:07 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Aksi para pelukis di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta dalam kegiatan "Maestro Rindu Jogja" pada Sabtu sore (3/10/2015). "][/caption]Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta di ujung Malioboro dipenuhi oleh para pelukis pada Sabtu, 3 Oktober 2015. Mereka mengikuti kegiatan bertajuk “Maestro Rindu Jogja” yang digelar selama tiga hari sejak tanggal 1 Oktober dengan puncaknya pada 3 Oktober.

Maestro Rindu Jogja yang merupakan bagian kemeriahan menyambut HUT ke-259 Kota Yogyakarta diikuti oleh 300 pelukis. Mereka terdiri dari pelukis profesional, pelajar dan mahasiswa serta sanggar dan kelompok pelukis yang ada di Yogyakarta. Tak hanya pelukis dewasa atau orang tua, pelukis anak-anak juga ikut ambil bagian.

[caption caption="Pelukis cilik turut ambil bagian."]

[/caption]

[caption caption=""Berdua" tapi "Sendiri"."]

[/caption]

Sepanjang Sabtu siang hingga sore, para pelukis bebas menangkap inspirasi tentang Yogyakarta dari apa yang mereka saksikan di kawasan Nol Kilometer. Dengan gaya dan aliran masing-masing, inspirasi tersebut kemudian di atas kanvas dan kertas. Imajinasi dan interpretasi mereka ramu untuk menghasilkan aneka citra dan bentuk lukisan yang tak hanya unik dan menarik, namun juga menyuritkan pesan tertentu.

[caption caption="Perjalanan Yogyakarta dari masa ke masa."]

[/caption]

Selain melukis bebas, beberapa orang pelukis juga berkumpul menangkap satu obyek yang sama. Mereka mengelilingi seorang model wanita ayu yang duduk di depan Digital Heart. Dengan sudut pandang masing-masing para pelukis lalu menciptakan lukisan-lukisan tentang wanita tersebut.

[caption caption="Seorang pelukis sedang beraksi di luar pagar Istana Negara Gedung Agung."]

[/caption]

[caption caption="Melukis di Monumen Batik."]

[/caption]

[caption caption="Suasana di depan Istana Negara Gedung Agung dipenuhi pelukis."]

[/caption]

Aksi melukis di keramaian ini tentu saja menarik perhatian masyarakat dan wisatawan. Apalagi para pelukis tersebar di beberapa titik di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta seperti di depan Istana Negara Gedung Agung, monumen batik dan di depan Digital Heart. Beberapa di antara pengunjung menyempatkan berinteraksi dengan sang pelukis atau sekedar mendekat sambil menebak bentuk lukisan yang sedang dibuat.

[caption caption="Melukis model cantik."]

[/caption]

[caption caption="Melukis dengan penuh spontanitas."]

[/caption]

[caption caption="Melukis wajah."]

[/caption]

Meski berlangsung di tempat ramai dan disaksikan banyak orang, para pelukis tetap memainkan kuasnya dengan mantap. Satu persatu goresan mereka ciptakan. Sapuan dami sapuan warna cat minyak dan cat air mengisi obyek yang mereka gambarkan. Hasilnya berbagai wujud citra berhasil tersaji secara luar biasa. Wujud-wujud bangunan khas seperti Gedung Kantor Pos Besar, tiang lampu Malioboro, taman hingga potret-potret manusia dengan berbagai aktivitasnya di Kota Yogyakarta dapat disaksikan. Beberapa sepintas menampilkan kegelisahan sang pembuatnya terhadap kondisi Kota Yogyakarta saat ini. Sejumlah gaya lukisan abstrak juga dihasilkan oleh para pelukis tersebut.

[caption caption="Lukisan yang telah dibuat dipajang sejenak di trotoar."]

[/caption]

[caption caption="Sebuah lukisan yang telah diselesaikan dan siap dibawa pulang."]

[/caption]

[caption caption="Melukis Bersama"]

[/caption]

Lukisan yang telah dibuat menjadi milik sang pelukis. Namun, lukisan-lukisan istimewa tersebut mereka biarkan sejenak di sepanjang trotoar agar bisa disaksikan oleh para pengunjung Malioboro pada hari itu.

*semua foto dokumentasi pribadi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun