Ada hal menarik yang juga membentuk identitas kuat karya-karya Mira W. Warna dasar yang mencolok dengan gambar bunga selalu menjadi sampul depan Mira W. Selain itu Mira W juga gemar mengambil latar kejadian rumah sakit dengan segala detailnya. Atau setidaknya Mira W banyak memunculkan tokoh dokter dalam cerita-cerita hebat yang ditulisnya. Mira W juga pandai merangkai judul dengan membentuk frase-frase yang terkesan biasa namun terasa sangat manis. Ia pun suka menyelipkan ungkapan-ungkapan yang menggugah dalam dialog yang disusunnya. Hasilnya kita akan menemukan ungkapan-ungkapan “Cinta Tak Pernah Berutang”, “Tembang Yang Tertunda” dan lain sebagainya.
Sebenarnya saya tak bisa disebut kolektor karena jumlah koleksi saya tak seberapa dibandingkan barisan judul yang telah dihasilkan Mira W. Saya hanya orang yang menyukai tulisan-tulisannya dan beruntung bisa mengumpulkan beberapa di antaranya. Saya cukup senang karena memiliki dan membaca beberapa masterpiece-nya.
[caption caption="Mira W."]
“Ih jadul banget sih seleramu!”. Itulah yang sering terucap dari saudara-saudara saya setiap kali melihat saya membaca karya Mira W. Tapi saya tak peduli. Ini bukan lagi soal selera, tapi pilihan. Membaca cerita-cerita Mira W bagi saya tak jauh beda dengan menyimak-nyimak syair-syair KAHITNA. Kisah yang dituturkan tak pernah njlimet, mengalir sederhana, apa adanya namun tampak nyata. Saya Hendra W, suka dengan Mira W.