Sudah beberapa tahun terakhir saya melakukan diet TV. Saat saya merasa sebuah acara kurang layak ditonton, maka saya berhenti menontonnya. Percuma jika saya mengkritik acara-acara itu tapi tak berhenti menyaksikannya. Layar TV One telah lama saya letakkan di urutan terbawah pilihan TV Indonesia. Hal yang sama saya lakukan dengan berusaha menghindari tontonan yang menampilkan Raffi Ahmad cs.
Cara meredam efek mematikan sebuah virus adalah dengan tidak memberikan nafas kehidupan sedikitpun kepadanya. Ketika sudah semakin parah, sedikit saja pembiaran akan membuat virus bangkit kembali dan semakin merajalela.
Kritik terhadap TV dan tayangan-tayangan yang tidak berkualitas sudah sejak lama ada dan tidak hanya di Indonesia. Namun masyarakat semestinya tidak sekadar mengkritik karena hal itu terbukti tak membuat para pemerkosa frekuensi publik menjadi jera. Ketegasan masyarakat dalam menghukum TV dan acara-acaranya yang merugikan perlu diwujudkan dengan tindakan nyata.
Peran KPI atau pemerintah memang sangat dibutuhkan. Mengharapkan kesadaran media terutama TV juga tak berlebihan. Namun ada satu hal yang selama ini terlewatkan bahwa sebagai penonton, masyarakat juga harus bersikap tegas dalam menentukan tontonan mereka.
Berhenti bersikap mendua. Tak cukup lagi hanya menggerutu jika ingin menang melawan teror-teror tayangan rendah mutu. Kita perlu meningkatkan kesadaran dan ketegasan dalam meredam tayangan-tayangan itu dengan berhenti menontonnya. Mau?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H