Meski masih anak-anak namun banyak di antara mereka yang mahir menangkap ikan dengan tangan kosong. Mereka meraba dasar kolam dengan menggunakan tangan karena keruhnya air membuat ikan yang berenang tak terlihat dengan jelas. Setiap ikan yang berhasil ditangkap diserahkan ke orang tua atau teman mereka yang menunggu di pinggir kolam.
[caption caption="Dua orang anak berenang ke tepian mengejar ikan."]
[caption caption="Seorang anak berusaha menangkap ikan yang berenang ke pinggir kolam."]
[caption caption="Seorang anak dengan tenang berhasil menangkap ikan."]
Keseruan anak-anak berlanjut setelah kelompok ibu-ibu diizinkan masuk dan berbaur dengan anak-anak. Tak terlihat rasa segan atau canggung dari para ibu. Pakaian dan wajah mereka yang seketika kotor penuh lumpur seolah diabaikan.
Totalitas ibu-ibu berebut ikan dengan anak-anak membuat lomba semakin seru. Apalagi di pinggir kolam panitia terus menambahkan ikan ke dalam kolam saat jumlah ikan yang berhasil ditangkap sudah semakin banyak. Di saat itu pula anak-anak dan para ibu menyerbu ke arah ikan dilemparkan.
[caption caption="Ibu-ibu dan anak-anak berbaur menangkap ikan di kolam."]
[caption caption="Ikan pun akhirnya tertangkap!"]
[caption caption="Berebut ikan hingga ke sudut kolam."]
Puncak keseruan lomba terjadi ketika sejumlah bapak tiba-tiba menceburkan diri ke kolam meski belum ada aba-aba dari panitia. Hal itupun segera diikuti oleh bapak-bapak lain yang dalam sekejap sudah memenuhi kolam. Panitia pun tak bisa berbuat apa-apa. Lomba tetap dilanjutkan. Puluhan orang tua dan anak-anak itupun beradu menangkap ikan.
[caption caption="Terus mengejar ikan meski badan basah dan bau lumpur."]