[caption caption="Nasi goreng porsi besar yang dibuat salah satu kelompok pada lomba memasak memeriahkan HUT RI ke 70 di Purbalingga, Jumat malam (14/8/2015)."][/caption]
Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia selalu diwarnai dengan aneka perlombaan dan permainan. Tua muda, anak-anak dan dewasa, pria dan wanita semua tak mau ketinggalan memeriahkan perayaan Agustusan. Di Purbalingga ibu-ibu pun beradu kemahiran memasak pada Jumat malam, 14 Agustus 2015.
Usai shalat Isya, pengumuman dari pengeras suara seketika banyak orang menuju halaman rumah salah seorang warga yang menjadi arena lomba masak. Beberapa orang ibu membawa peralatan memasak seperti kompor gas dan tabung, wajan, pisau, piring dan lain sebagainya. Anak-anak pun tak kalah semangat. Mereka berlarian penuh tawa seolah hendak menyaksikan pertunjukkan hiburan.
[caption caption="Suasana lomba memasak nasi goreng dan mie goreng memperingati HUT RI ke 70 di Purbalingga, Jumat malam (14/8/2015)."]
[caption caption="Mempersiapkan bumbu dan sambal."]
Malam itu ada 4 kelompok ibu-ibu yang berlomba. Setiap kelompok beranggotakan 2 sampai 3 orang. Dalam waktu 1 jam mereka beradu menyajikan nasi goreng dan mie goreng paling enak.
Tidak seperti lomba memasak di TV yang tertib. Lomba memasak malam itu justru dipenuhi kehebohan serta canda dan gelak tawa. Tingkah ibu-ibu yang sulit diatur menjadi bumbu tersendiri selama perlombaan. Mereka seperti memasak di dapur rumah sendiri. Meski setiap kelompok tidak diperkenankan saling bertukar bahan dan bumbu, namun kenyataannya botol kecap milik salah satu kelompok justru digilir oleh kelompok lain yang lupa membawa kecap. Untungnya perlombaan ini tak mengenal diskualifikasi karena lebih mengutamakan kebersamaan dan kegembiraan.
Naluri “gotong royong” dipertontonkan meski mereka saling berkompetisi. Saat di awal perlombaansalah satu kelompok kesulitan menyalakan kompor gas, kelompok lainturun tangan membantu membetulkan dan memasang kembali tabung gas.
[caption caption=""Tim hijau" memasak nasi goreng dan mie goreng secara bersamaan."]
[caption caption="Anak-anak menonton lomba dari luar pagar."]
Perlombaan memasak malam itu memang ramai. Tak jarang antar anggota kelompok saling mengunjungi untuk mengintip kegiatan memasak kelompok lainnya. Setiap tim juga menggunakan strategi yang berbeda. Ada yang memutuskan memasak kedua hidangan secara bersamaan dengan wajang yang berbeda. Tapi ada juga yang memilih memasak satu hidangan lebih dulu.
Suasana semakin meriah karena keriuhan anak-anak yang turut menonton dan memberi semangat ibu mereka yang sedang berlomba. Apalagi sejak awal anak-anak sudah dijanjikan akan mendapatkan bagian nasi goreng dan mie goreng hasil perlombaan.
[caption caption="Menata hidangan."]
[caption caption="Menghias nasi goreng."]
[caption caption="Siap dihantarkan ke meja juri."]
Sekitar 15 menit waktu tersisa, suasana perlombaan menjadi lebih serius. Setiap kelompok tak lagi saling mencampuri dapur kelompok lain. Tawa dan canda yang sebelumnya mewarnai berganti menjadi kesibukan masing-masing menyelesaikan masakannya. Beberapa anggota kelompok terlihat buru-buru mempersiapkan piring dan garnish untuk penyajian akhir.
[caption caption="Siap dicicipi."]
[caption caption="Terlihat menggoda."]
[caption caption="Nasi goreng yang "meriah"."]
[caption caption="Sepertinya sangat lezat!."]
Lomba memasak ini memang tak hanya soal rasa tapi juga penyajian. Kegiatan menghias pun dilakukan dengan sungguh-sungguh. Bawang goreng, sayuran dan hiasan dari tomat, cabe dan timun ditambahkan di atas nasi goreng dan mie goreng. Masakan-masakan itupun terlihat cantik dan menggiurkan. Soal porsi beragam. Ada yang menyajikan dalam porsi besar dalam satu piring ala warung kaki lima, tapi ada juga yang menyajikan dengan porsi sedang ala restoran.
Waktu 1 jam pun tuntas. Semua kelompok berhasil menyajikan seporsi nasi goreng dan mie goreng goreng. Masakan-masakan itu lalu dihantarkan ke meja penjurian. Karena yang berlomba para ibu, maka juri malam itu semuanya adalah laki-laki.
[caption caption="Anak-anak menikmati nasi goreng dan mie goreng hasil perlombaan."]
Penjurian usai malam itu. Namun pemenang baru akan diumumkan pada malam syukuran 16 Agustus esok. Sementara anak-anak kecil dan lahap menikmati nasi goreng dan mie goreng yang dibagikan dengan pincuk kertas. Malam itu semua riang dan kenyang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H