Suasana semakin meriah karena keriuhan anak-anak yang turut menonton dan memberi semangat ibu mereka yang sedang berlomba. Apalagi sejak awal anak-anak sudah dijanjikan akan mendapatkan bagian nasi goreng dan mie goreng hasil perlombaan.
[caption caption="Menata hidangan."]
[caption caption="Menghias nasi goreng."]
[caption caption="Siap dihantarkan ke meja juri."]
Sekitar 15 menit waktu tersisa, suasana perlombaan menjadi lebih serius. Setiap kelompok tak lagi saling mencampuri dapur kelompok lain. Tawa dan canda yang sebelumnya mewarnai berganti menjadi kesibukan masing-masing menyelesaikan masakannya. Beberapa anggota kelompok terlihat buru-buru mempersiapkan piring dan garnish untuk penyajian akhir.
[caption caption="Siap dicicipi."]
[caption caption="Terlihat menggoda."]
[caption caption="Nasi goreng yang "meriah"."]
[caption caption="Sepertinya sangat lezat!."]
Lomba memasak ini memang tak hanya soal rasa tapi juga penyajian. Kegiatan menghias pun dilakukan dengan sungguh-sungguh. Bawang goreng, sayuran dan hiasan dari tomat, cabe dan timun ditambahkan di atas nasi goreng dan mie goreng. Masakan-masakan itupun terlihat cantik dan menggiurkan. Soal porsi beragam. Ada yang menyajikan dalam porsi besar dalam satu piring ala warung kaki lima, tapi ada juga yang menyajikan dengan porsi sedang ala restoran.
Waktu 1 jam pun tuntas. Semua kelompok berhasil menyajikan seporsi nasi goreng dan mie goreng goreng. Masakan-masakan itu lalu dihantarkan ke meja penjurian. Karena yang berlomba para ibu, maka juri malam itu semuanya adalah laki-laki.