Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

4 Titik Macet Parah, Klaten-Purwokerto Tembus 11 Jam

20 Juli 2015   04:41 Diperbarui: 20 Juli 2015   04:41 4529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kemacetan parah kendaraan di jalur selatan Kebumen pada H+2 Lebaran, 19 Juli 2015."][/caption]

Arus balik lebaran 2015 melalui jalur utama selatan Jawa Tengah dan DIY mulai menggeliat pada H+2, Minggu 19 Juli 2015. Didominasi kendaraan roda empat dan bus, arus jalur selatan cukup menguji kesabaran dan energi pemudik. Perjalanan Klaten menuju Purwokerto yang dalam keadaan normal ditempuh selama 5-6 jam pun baru tercapai setelah 11 jam.

Adanya Jalan Daendels di pantai selatan Purworejo dan Kebumen sebagai jalur alternatif tak banyak mengurai kepadatan di jalur utama. Berdasarkan perjalanan penulis selama 11 jam pada 19 Juli 2015 menggunakan mobil dari Klaten sejak pukul 07.30, ada beberapa hal yang patut diperhatikan pemudik di jalur selatan yang membentang dari Yogyakarta hingga Banyumas menuju Purwokerto. Hal-hal berikut diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk merencanakan waktu dan jalur perjalanan, menentukan tempat istirahat dan memperkirakan kapan harus mengisi BBM

1. Arus lalu lintas dari Klaten menuju Yogyakarta melalui Jalan Jogja-Solo padat dari kedua arah. Namun laju kendaraan masih bergerak lancar sebelum akhirnya merayap pelan sepanjang kurang lebih 1 km di sekitar Candi Prambanan. Perjalanan dari Klaten menuju Ringroad Timur Yogyakarta dapat ditempuh selama 1,5 jam.
2. Perjalanan dari Ringroad timur dan selatan Yogyakarta sampai ke Jalan Wates kendaraan dapat melaju lancar. Sedikit kepadatan dijumpai di Pasar Gamping di mana arus meninggalkan Yogyakarta akan bertemu dengan arus menuju Kota Yogyakarta dan Magelang yang hendak melalui Ringroad utara. Kepadatan juga terjadi karena adanya rest area terpadu dan pusat oleh-oleh di Gamping.
3. Perjalanan dari Wates menuju Purworejo relatif lancar. Hanya di beberapa titik terjadi kepadatan. Hampir tidak ada kemacetan yang membuat kendaraan berhenti bergerak.
4. Melewati terminal Purworejo hingga Kutoarjo intensitas kepadatan bertambah. Separator dipasang di beberapa ruas jalan membuat kendaraan tak bisa berbalik arah. Kemacetan pun terjadi di beberapa titik.
5. Melewati pusat kota Kutoarjo terjadi pemecahan arus dari kedua arah. Pemudik yang akan meninggalkan Purworejo tetap diarahkan melalui jalur utama selatan sementara arus kendaraan yang datang dari arah Kebumen dialihkan memutar ke utara.
6. Ada 2 titik kemacetan parah di Kebumen yang membuat kendaraan harus merayap pelan hingga berhenti bergerak dari dua arah. Titik kemacetan pertama dijumpai di Kutowinangun hingga Karanganyar. Ekor kemacetan bisa mencapai 1,5 kilometer. Adanya perlintasan kereta, pasar dan banyaknya persimpangan jalan menyebabkan pemotongan arus lalu lintas yang membuat kendaraan sering terhenti. Di Karanganyar kendaraan dari arah timur merayap pelan lebih dari 1 jam. Sementara laju kendaraan dari arah sebaliknya relatif lebih lancar dengan adanya pengaturan arus sepeda motor dan mobil.

[caption caption="Kemacetan panjang dari dua arah di Gombong pada 19 Juli 2015."]

[/caption]
7. Titik kemacetan terjadi di Gombong. Perjalanan Karanganyar-Gombong yang dalam keadaan normal ditempuh selama 30 menit baru tuntas setelah hampir 2 jam.
8. Antrian kendaraan sepanjang 1 km kembali mengular memasuki Banyumas. Namun setelah itu perjalanan menuju simpang Buntu yang menjadi titik pertemuan arus Cilacap, Purwokerto, Jakarta dan Bandung, laju kendaraan kembali lancar. Lalu lintas hanya tersendat di Sumpiuh.
9. Di Banyumas kemacetan parah mulai dari alun-alun Banyumas. Ekor kemacetan hingga 2 kilometer didominasi kendaraan roda empat dan bus AKAP membuat lalu lintas merayap sangat pelan selama hampir 2 jam. Untuk menghindari kemacetan di titik ini pemudik menuju Purwokerto bisa mengalihkan laju sejak dari simpang Buntu via Patikraja.
10. Lepas dari kemacetan di Banyumas, kemacetan kembali terjadi memasuki Kalibagor. Akses melalui Sokaraja ditutup dan kendaraan menuju Purwokerto dialihkan melalui Sangkalputung.

[caption caption="Kemacetan panjang menuju arah barat di persimpangan kereta Karanganyar, Kebumen pada 19 Juli, 2015."]

[/caption]

[caption caption="Antrian kendaraan mudik dan balik memasuki wilayah Banyumas pada 19 Juli 2015."]

[/caption]

[caption caption="Kemacetan parah dan mobil yang nyaris tak bergerak di Alun-alun Banyumas pada Minggu sore,19 Juli 2015."]

[/caption]

[caption caption="Kendaraan mengular memasuki Kalibagor pada Minggu sore, 19 Juli 2015. Arus menuju Sokaraja dan Purwokerto kembali dialihkan melalui Sangkalputung."]

[/caption]

Selain jalur utama selatan Jawa Tengah-DIY di atas, pemudik bisa menggunakan jalur alternatif pantai selatan melalui Jalan Daendels dengan mengalihkan laju kendaraan sejak perbatasan Wates dan Purworejo hingga keluar di Kebumen. Namun jalur ini minim fasilitas. Hampir tak ada rest area dan tempat pengisian BBM yang memadai selain minimnya penerangan di malam hari. Pemudik melalui Jalan Daendels juga harus berbagai jalan yang sempit dengan bus-bus AKAP yang banyak memilih menggunakan jalur alternatif ini.

Meski sangat padat dan menguras waktu perjalanan, jalur selatan Jawa Tengah dan DIY masih menjadi pilihan utama karena banyaknya fasilitas seperti tempat istirahat, SPBU, posko mudik, layanan bank bergerak hingga bengkel gratis. Fasilitas penunjang mudik tersebut tersebar di sepanjang jalan mulai dari Purworejo hingga simpang Buntu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun