Vandalisme telah menjadi salah satu permasalahan di Kota Jogja selama beberapa tahun terakhir. Jejak aksi corat-coret dan penempelan brosur sembarangan bisa dengan mudah ditemukan di sejumlah sudut kota baik di pinggir jalan maupun di pusat keramaian. Dinding dan pintu toko, jembatan hingga halte transjogja paling sering menjadi korban vandalisme di Kota Jogja.
[caption id="attachment_366126" align="aligncenter" width="560" caption="Instalasi seni berupa 3 patung gajah yang sedang berbaris di kawasan Nol Kilometer Malioboro menjadi korban vandalisme penuh coretan (16/5/2015)."][/caption]
Bahkan tak cukup pada dinding bangunan dan fasilitas publik, pelaku vandalisme ternyata juga mengincar sejumlah instalasi seni yang terpasang di Malioboro. Seperti terlihat pada Sabtu siang (16 Mei 2015) di sekitar Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Tiga buah patung gajah yang semula bersih dengan cat putih kini telah penuh dengan coretan yang tak beraturan. Aneka bentuk coretan dan tulisan mulai dari yang berukuran kecil hingga besar menutup badan dan kaki patung gajah tersebut.
[caption id="attachment_366127" align="aligncenter" width="594" caption="Beberapa pengunjung sedang berfoto dan memperhatikan 3 patung gajah yang penuh coretan di Malioboro, Sabtu siang (16/5/2015).."]
Meski dari kejauhan coretan tersebut memberi efek penuh warna namun hal itu sebenarnya telah merusak makna keberadaan patung tersebut sebagai intalasi seni. Vandalisme pada ketiga patung gajah ini juga menganggu visual kerapian kawasan Nol Kilometer yang setiap harinya selalu ramai dikunjungi.
Bukan hanya tiga patung gajah berbaris yang menjadi korban vandalisme di Malioboro. Sebuah karya instalasi seni lainnya yakni Digital Heart atau Gembok Cinta juga menjadi korban. Instalasi seni yang beberapa waktu lalu terlihat bersih kini telah dipenuhi coretan cat semprot berwarna putih dan biru pada salah satu sisinya.
[caption id="attachment_366128" align="aligncenter" width="528" caption="Patung gajah masih bersih pada Minggu pagi, 26 April 2015."]
[caption id="attachment_366129" align="aligncenter" width="528" caption="Sang gajah kini penuh coretan."]
[caption id="attachment_366131" align="aligncenter" width="528" caption="Vandalisme juga memangsa tempat duduk di Malioboro."]
[caption id="attachment_366132" align="aligncenter" width="528" caption="Stiker dan sisa brosur menutupi sebagian plang di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret."]
Jejak vandalisme di Malioboro juga dapat ditemukan di beberapa plang di sekitar Istana Negara Gedung Agung dan di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret. Puluhan stiker dan brosur saling tumpang tindih meninggalkan visual yang tak sedap dipandang. Demikian halnya di beberapa tempat duduk, juga dijumpai coretan-coretan tanpa bentuk.
[caption id="attachment_366133" align="aligncenter" width="528" caption="Vandalisme juga merusak wajah Digital Heart atau Gembok Cinta yang terletak berseberangan dengan 3 patung gajah."]
[caption id="attachment_366134" align="aligncenter" width="520" caption="Digital Heart masih bersih pada 10 Februari 2015 lalu."]
[caption id="attachment_366130" align="aligncenter" width="594" caption="Ini bukan kreativitas, ini vandalisme yang merusak keindahan."]
Vandalisme di Malioboro terutama yang menimpa sejumlah instalasi seni tentu sangat disayangkan. Selain merusak keindahan kawasan, aksi vandalisme yang terpampang nyata di jantung kota dan ikon wisata juga mencoreng reputasi Jogja sebagai kota budaya yang kreatif.
*semua foto dokumentasi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H