Tahukah anda jumlah janda di Indonesia 2 kali jumlah penduduk Singapura?. Apakah anda juga tahu jika remaja putri Indonesia jauh lebih punya inisiatif dalam memulai berpacaran dibanding remaja pria?. Lalu apakah anda juga tahu jika ternyata resiko menjadi korban kriminal di Yogyakarta jauh lebih besar dibanding di Jakarta?. Ataukah anda pernah tahu jika Jawa Timur yang dikenal gudang santri justru memiliki pekerja seks terbanyak kedua di Indonesia. Itulah sebagian dari 88 fakta tentang Indonesia yang boleh jadi tak banyak orang tahu. Fakta dan data tersebut dipaparkan dalam buku berjudul “88 Fakta Unik Indonesia”.
88 Fakta Unik Indonesia, buku menarik yang layak dibaca untuk mengetahui sejumlah fakta dan informasi tentang berbagai hasil riset dan penelitian mengenai Indonesia. Buku ini adalah 1 dari 4 hadiah buku yang saya terima dari Kompasiana-Gramedia pertengahan Desember 2013.
Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, 88 Fakta Unik Indonesia disusun oleh Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Buku ini merangkum sejumlah hasil riset, penelitian dan sensus yang dilakukan oleh Lembaga Demografi, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pusat Statistik dan lembaga lainnya.
Disusun oleh Lembaga Demografi FEUI, buku non fiksi ini sangat bergizi dengan cara penyampaian yang tak menggurui.
Meski merupakan buku non fiksi yang memaparkan hasil riset dan penelitian, buku ini sama sekali tidak njlimet ketika dibaca. Melihat sampul depannya pembaca bahkan bisa terkecoh menduga ini buku humor atau komik.
88 Fakta Unik Indonesia memang menyajikan data dan fakta tentang Indonesia, namun dikemas dengan sangat menarik. Setiap fakta dan informasi dalam buku ini disajikan dalam 2 halaman. Satu halaman memuat paragraf pendek yang merupakan intisari dari informasi yang ingin diungkap. Satu halaman lainnya berupa ilustrasi gambar yang menarik yang menerangkan fakta yang dimaksud. Melalui halaman full color buku ini semakin mengasyikkan dibaca tanpa harus menyiapkan diri dalam kondisi “serius” layaknya membaca hasil riset dan data statistik. Padahal sejumlah informasi yang diungkap sejatinya adalah fakta yang serius dari sebuah riset yang “berat”.
Melalui bahasa yang gamblang, jauh dari formal disertai gambar yang menarik, buku ini mengungkap beragam fakta tentang Indonesia dan masyarakatnya. Mulai dari obyek yang biasa dijadikan materi sensus seperti pendidikan dan kesehatan hingga hal-hal yang boleh jadi luput dari pemikiran orang Indonesia selama ini. Sejumlah informasi bahkan menjadi fakta yang mengejutkan. Siapa yang menyangka jika janda di Indonesia yang rata-rata berumur 59 tahun jumlahnya dua kali lipat jumlah penduduk Singapura. Ada 11,2 juta janda di Indonesia dan buku dengan sangat unik mengilustrasikan dengan “bersatulah janda”. Sementara itu jumlah janda di Jawa Timur menjadi yang terbanyak di Indonesia.
Berikutnya adalah data yang menunjukkan jika 512 per 100.000 orang di Yogyakarta beresiko menjadi korban kriminal. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari resiko kriminal di Jakarta yang “hanya” 297 per 100.000 orang . Itu artinya anggapan bahwa resiko menjadi korban kriminal di Jakarta paling besar di Indonesia keliru karena nyatanya Yogyakarta lah yang tertinggi dalam hal resiko kriminal.
Selanjutnya tentang jumlah Wanita Tunas Susila (WTS) di Indonesia. Meski menjadi pusat pariwisata Indonesia dan menjadi salah satu tujuan utama dunia, Bali justru memiliki jumlah pekerja seks yang sedikit. Hanya ada sekitar 109 WTS di Bali dan itu artinya terendah ketiga di Indonesia. Yang mengejutkan adalah Jawa Timur yang memiliki banyak kota santri, justru memiliki pekerja seks sejumlah 5.393, tertinggi kedua di Indonesia.
Tak hanya masalah sosial, fakta unik tentang Indonesia juga terjadi di dunia pendidikan, kependudukan, kehidupan remaja, pelayanan publik seperti kesehatan dan transportasi hingga pernikahan dan perceraian. Di Sumatera Utara ada sekitar 75% bayi tidak memiliki akta kelahiran. Setiap menit ada 3 penduduk Indonesia yang meninggal dunia. Di sisi lain setiap 7,36 detik satu orang bayi lahir di Indonesia.
Lebih dari 6000 pasangan menikah di Indonesia tiap harinya.
Penduduk Yogyakarta memiliki angka harapan hidup tertinggi di Indonesia dengan usia mencapai rata-rata 73,16 tahun.
Penduduk Papua harus menerima kenyataan tak selalu mendapati Posyandu di desanya, sementara di Jakarta setiap kelurahan bisa memiliki 16 Posyandu.
Tentang pernikahan ada 6.020 pasangan menikah setiap harinya di Indonesia. Namun di saat yang sama angka perceraian naik 5 kali lipat. Di dunia pendidikan wajib belajar 9 tahun sepertinya memang masih sebatas slogan karena faktanya sebagian besar penduduk Indonesia hanya mengenyam bangku sekolah hingga kelas VIII SMP. Lalu dari 100 teman di masa SD, paling banyak hanya 11 orang yang akhirnya melanjutkan ke perguruan tinggi.
Fakta unik lainnya mengunggap tentang konsumsi rokok penduduk Indonesia yang justru memprihatinkan. Di Indonesia konsumsi rokok mengalahkan pengeluaran untukikan, daging, sayur dan susu. Di sisi lain rata-rata orang Indonesia ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan kalori setara 0,6 kg beras per hari dengan kata lain kebutuhan kalori minimal per hari tak mampu dipenuhi penduduk Indonesia.
Program Jaminan Kesehatan Nasional sepertinya akan mengalami banyak kendalah karena ternyata dari 100.000 penduduk Indonesia jika masuk rumah sakit, hanya ada 70 tempat tidur tersedia.
Perokok Indonesia mengeluarkan uang lebih banyak untuk rokok daripada untuk sayur, daging, susu bahkan pendidikan sekalipun.
Semantara itu hanya 36,6% penduduk Indonesia yang bisa mengakses air bersih secara optimal. Untuk pelayanan kesehatan hanya tersedia 70 tempat tidur di rumah sakit untuk 100.000 penduduk Indonesia. Penduduk Indonesia juga tergolong tidak gemar menabung.
Anak Indonesia sudah mulai berpacaran di usia 12 tahun.
Dalam kehidupan beragama, di Jawa terdapat setidaknya 1 tempat ibadah setiap 15 meter. Di Jakarta 1 tempat ibadah melayani hampir 1.000 orang. Sementara dalam bidang kependudukan diungkap fakta mengejutkan jika ternyata hampir separuh penduduk Indonesia tinggal di perkotaan dan banyak desa yang telah berubah menjadi kota. Lalu untuk mengentaskan anak terlantar sebenarnya bukan hal yang berat karena jika setiap Rukun Tetangga di Indonesia mau mengurus 1 anak terlantar, maka seluruh anak terlantar di Indonesia akan tertolong. Dan yang paling unik adalah fakta tentang lebih banyak wanita Indonesia yang sudah berpacaran dari umur 15 tahun dibanding pria Indonesia di umur yang sama. Lalu remaja Indonesia ternyata sudah mulai berpacaran pada umur 12 tahun.
Masih banyak fakta dan informasi yang unik tentang Indonesia dalam buku ini. 88 Fakta Unik Indonesia adalah non fiksi yang bergizi untuk dibaca. Meski disusun tahun 2012, informasi yang terkandung di dalamnya tetap relevan untuk melihat Indonesia saat ini. Sejumlah data yang dipaparkan masih cukup aktual.
Berisi pengetahuan tentang Indonesia, buku ini menunjukkan kepada masyarakat Indonesia secara khusus tentang sejumlah hal yang penting dan menarik untuk diketahui sekaligus direnungkan. Dalam angka Indonesia memiliki banyak catatan, dan buku ini menyajikan 88 di antaranya yang terunik dan mungkin mengejutkan. Silakan membacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H